Kamis 01 Feb 2018 18:48 WIB

Ini Tantangan Relawan Medis untuk Atasi Gizi Buruk di Papua

Gaya hidup masyarakat Papua menjadi tantangan untuk menyelesaikan gizi buruk.

Rep: Muhyiddin/ Red: Dwi Murdaningsih
Presiden Aksi cepat tanggap (ACT), Ahyudin (tengah) menyampaikan konferensi pers terkait pemberangkatan kapal kemanusiaan menuju Papua dengan membawa 100 ton beras di Menara 165, Jakarta Selatan, Kamis (1/2).
Foto: Republika/Muhyiddin
Presiden Aksi cepat tanggap (ACT), Ahyudin (tengah) menyampaikan konferensi pers terkait pemberangkatan kapal kemanusiaan menuju Papua dengan membawa 100 ton beras di Menara 165, Jakarta Selatan, Kamis (1/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga kemanusiaan, Aksi Tanggap Bencana (ACT) akan mengirimkan 100 relawan ke Kabupaten Asmat, Papua untuk mengatasi kejadian luar biasa campak dan gizi buruk. Salah satu relawan ACT, Nurul Jannah mengatakan, akan banyak tantangan yang akan dihadapi oleh para relawan di Asmat.

Lulusan ilmu keperawatan UI ini mengaku baru pulang dari Merauke sebagai relawan dari Kemenkes, sehingga ia cukup mengenal terkait kondisi masyarakat Papua yang berada di pelosok atau perbatasan.

 

Menurut dia, masalah yang gizi buruk sebenarnya tidak hanya terjadi di Asmat saja, masyarakat Papua di daerah lainnya juga banyak yang menderita gizi buruk. "Di Merauke pun saat saya dua tahun menjadi tim medis di sana banyak sekali gizi buruk, campak, dan sebagainya. Ini tak terlepas dari kebiasaan dari masyarakat di sana," ujar Nurul saat konferensi pers di Kantor ACT, Menara 165, Jakarta Selatan, Kamis (1/2).

 

Menurut dia, persoalan gaya hidup masyarakat Papua menjadi tantangan tersendiri untuk menyelesaikan masalah gizi buruk. Kemudian, kata dia, tantangan lainnya yaitu terkait transportasi, sehingga sulit untuk mendistribusikan bantuan imunisasi.

 

"Jadi itu tantangan buat kita nanti bagaimana mengubah perilaku masyarakat Papua nanti. Dan itu tidak sebentar dan tidak mudah," ucapnya.

 

Karena itu, kata Nurul, saat tiba di Asmat nanti, tim relawan medis ACT akan memberikan edukasi kepada warga Papua, sehingga ke depannya tidak terjadi lagi kejadian serupa.

 

Sementara, relawan ACT lainnya, dokter Arini menjelaskan bahwa tim relawan medis ACT saat ini sudah mulai menyiapkan diri untuk diberangkatkan ke Asmat dalam pekan ini. Menurut dia, pihaknya juga sudah mendapatkan laporan dari tim assesment ACT yang sudah ada di lokasi.

 

Kapal Kemanusiaan ACT Kirim 100 Ton Bantuan Pangan ke Asmat

 

"Dikatakan ada angka kejadian campak itu ada 529 jiwa dan 70 sudah meninggal akibat campak dan gizi buruk, sehingga ini kita akan kaji lagi dan kita akan matangkan bersama tim relawan medis apa yang ada di sana," ucapnya.

 

Ia mengatakan, tim relawan medis ACT nantinya akan melakukan penyisiran ke distrik-distrik yang ada di Kabupaten Asmat. Karena, kata dia, di Asmat saat ini juga sangat kekurangan tim medis. "Kita juga akan berkoordinasi dengan RSUD dan Puskesmas terkait dalam memberikan pelayanan medis, memberikan penyuluhan dan aksi medis lainnya, karena tenaga medis di sana masih sangat kurang sekali," kata Arini.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement