REPUBLIKA.CO.ID, BRISBANE -- Seekor burung yang terbang di Brisbane telah ditemukan sebagai penumpang gelap dari sebuah kapal pesiar yang menuju ke Selandia Baru, dan kini dikarantina di kabin pribadinya. Harri si kakatua galah Australia ini ditemukan di dalam kapal pesiar ‘The Sea Princess’ oleh awak kapal pada Kamis (25/1), hari keempat dalam pelayaran 14 hari itu.
Burung peliharaan ini diyakini meninggalkan rumah keluarga pemiliknya dan mendarat di kapal saat kapal tersebut berlabuh di Brisbane pada 21 Januari. Kementerian Industri Primer Selandia Baru (MPI) mengatakan satu-satunya cara bagi kapal pesiar itu untuk bisa memasuki negaranya adalah jika Harri disuntik mati, atau diamankan dan diikat di kapal tersebut.
Hal itu membuat awak kapal menempatkan Harri di sebuah kamar kosong. Beruntung, burung kakatua ini dipasangi microchip yang akhirnya membawa otoritas kembali ke pemiliknya di Brisbane.
Dokter hewan Harri, Adrian Gallagher dari Brisbane Bird Vet mengatakan Harri telah hilang selama dua minggu sebelum ditemukan. "Sangat beruntung. Mereka [Departemen Pertanian] mengatakan mereka belum pernah mendengar cerita seperti ini. Dari tempat pemilik ke dermaga mungkin tak begitu jauh bagi seekor kakatua galah. Itu pendapat saya, ia kabur dan mendarat di atas kapal. Burung ini punya banyak karakter. Ia cukup cerdik. Rupanya ia membuat semua orang terhibur di kapal pesiar," kata Gallagher.
Gallagher mengatakan, Harri akan kembali ke Australia pada Ahad (4/2). "Ia telah dipasangi microchip selama bertahun-tahun, ia menjalani semua pemeriksaan kesehatan, dan kami punya hasil tes darahnya untuk mengatakan ia bebas dari penyakit," sebutnya.
"Saya pikir akan membantu situasi dengan membawanya kembali ke Australia."
Gallagher mengatakan ia telah berhubungan dengan keluarga Harri melalui email. "Ia sudah ada janji di sini minggu depan untuk pemeriksaan dengan segala sesuatu yang terjadi padanya. Itu pasti cukup traumatis untuknya," ujar Dr Gallagher.
Gallagher mengatakan, pengembaraan Harri adalah pelajaran penting bagi semua pemilik burung untuk memastikan hewan peliharaan mereka diberi microchip. "Kami melihat banyak burung yang hilang, Anda hanya perlu mengunjungi situs RSPCA (lembaga perlindungan hewan) untuk melihat berapa banyak yang hilang. Dan satu kakatua galah terlihat sama dengan kakatua lainnya," kata Gallagher.
"Burung-burung ini terbang sampai 60 kilometer per jam ... jadi baginya untuk pergi dari Chermside ke Hamilton, ia bisa berada di sana dalam lima menit."
Juru bicara Carnaval Australia, David Jones, mengatakan, meski Harri berlayar sebagai penumpang gelap di kapal pesiar ‘The Sea Princess’, pemilik hewan peliharaan itu kebetulan berada di salah satu kapal pesiar mereka, yakni Pacific Aria. "Ini benar-benar unik," katanya.
"Ini adalah cerita klasik yang benar-benar bagus untuk semua orang di dua jalur pelayaran dan otoritas pemerintah melakukan semua yang mereka bisa untuk melakukan reuni keluarga saat (kapal) Sea Princess tiba di Brisbane pada hari Minggu sambil menjalani semua persyaratan biosekuriti.”
Kapal pesiar Pacific Aria akan kembali ke Brisbane pada Jumat (2/2).
Harri dikarantina di kabin
Ada kondisi ketat yang melingkupi sisa petualangan laut Harri. "Burung itu bisa saja membawa penyakit unggas dengan potensi untuk menyakiti populasi burung asli Selandia Baru," kata manajer layanan pemeriksaan perbatasan MPI, Andrew Spelman.
"Ada juga persyaratan bagi petugas MPI untuk memeriksa burung dan fasilitas karantinanya di setiap kunjungan baru di pelabuhan Selandia Baru."
Spelman mengatakan MPI membutuhkan bukti foto tentang karantina Harri dan nama petugas yang merawat burung tersebut. "Operator kapal sangat rinci dalam mengikuti arahan kami, jadi kami yakin ada risiko biosekuriti yang telah berkurang," ujar Spelman.
Perjalanan Harri mengingatkan pada petualangan hewan baru-baru ini. Anjing bernama Rusty, dari Goondiwindi di Queensland, mengembara 1.500 kilometer jauhnya ke Snowtown, Australia Selatan, setelah menumpang truk.
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.