Jumat 02 Feb 2018 07:06 WIB

Trump: Negara yang Menentang Keputusan Soal Yerusalem adalah Musuh

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Budi Raharjo
Presiden AS Donald Trump
Foto: slate.com
Presiden AS Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump menyatakan, negara-negara yang menentang langkahnya untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel adalah musuh Amerika. Pernyataan ini disampaikan Trump saat melakukan pidato kenegaraan pertamanya di 2018 pada Selasa (30/1).

Pengakuan dan rencana Trump untuk memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem yang disampaikan pada 6 Desember lalu telah mendapat kecaman internasional. Tak lama setelah itu, Majelis Umum PBB (UNGA) menyatakan deklarasi Trump tersebut batal demi hukum.

"Puluhan negara melakukan pemungutan suara di Majelis Umum PBB untuk melawan hak kedaulatan Amerika dalam membuat pengakuan ini," ujar Trump.

"Pembayar pajak Amerika dengan murah hati mengirim uang bantuan miliaran dolar ke negara yang sama setiap tahunnya. Karena itulah, malam ini, saya meminta Kongres untuk mengeluarkan undang-undang guna memastikan bantuan luar negeri Amerika akan selalu melayani kepentingan Amerika, dan hanya diberikan untuk rekan Amerika, bukan musuh Amerika," jelas dia.

Pernyataan impromptu Trump itu memberi label 'musuh' bagi 128 negara yang mendukung Palestina di Majelis Umum PBB. Sementara 35 negara anggota PBB lainnya memilih abstain dan tujuh negara menentangnya.

Pemerintahan Trump mengadakan resepsi di Washington DC untuk berterima kasih kepada tujuh negara yang menentang, termasuk Palau, Nauru, dan Israel. Sementara Inggris dan negara-negara yang telah lama menjadi mitra militer Uni Eropa dan Washington seperti Irak dan Afghanistan, termasuk di antara negara yang memilih untuk mendukung Palestina.

AS selama ini selalu membatasi definisinya tentang 'musuh', yang biasanya digunakan untuk negara yang mendukung aksi teror. Departemen Luar Negeri AS telah menyatakan Iran, Korea Utara, Sudan, dan Suriah sebagai musuh Amerika.

"Saya tidak akan mengkarakterisasi kata-kata presiden. Pemungutan suara UNGA adalah resolusi yang tidak mengikat dan tidak akan berdampak apapun untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina atau memajukan tujuan perdamaian," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS kepada Aljazirah.

Perwakilan Tinggi Uni Eropa Federica Mogherini mengatakan, Uni Eropa menyatakan keprihatinan serius mengenai pengakuan Trump atas status Yerusalem. Menurutnya, Uni Eropa masih tetap berkomitmen pada solusi dua negara.

Uni Eropa dan Norwegia pada Rabu (31/1) mengadakan sebuah pertemuan luar biasa bertajuk International Donor Group for Palestine. Pertemuan ini membahas langkah-langkah untuk mempercepat upaya yang dapat mendukung solusi yang dinegosiasikan. Hingga saat ini tidak ada negara mendirikan kedutaan besarnya di Yerusalem.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement