REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,60 persen yaitu dari 130,09 pada Desember 2017 menjadi 130,87 pada Januari 2018. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur Teguh Pramono mengungkapkan tiga komoditas utama yang mendorong terjadinya inflasi pada Januari 2018 ialah beras, daging ayam ras, dan emas perhiasan.
Teguh menjelaskan, sejak akhir 2017 sampai dengan awal tahun 2018, beras masih menjadi komoditas utama yang mendorong terjadinya inflasi. "Harga beras yang terus merangkak naik disebabkan oleh belum adanya panen raya yang biasanya terjadi di akhir bulan Februari dan Maret," kata Teguh di Surabaya, Jumat (2/2).
Sama halnya dengan beras, kata Teguh, daging ayam ras juga menjadi komoditas yang ikut mendorong inflasi sejak Desember 2017 hinggal awal 2018. Harga daging ayam ras masih mengalami kenaikan disebabkan oleh faktor cuaca yang terus menerus hujan, sehingga mengakibatkan ayam ras menjadi rawan terhadap penyakit.
"Selain itu, juga faktor pakan ayam ras yang berkurang disebabkan oleh adanya larangan impor jagung," ujar Teguh.
Selain komoditas-komoditas pendorong laju inflasi, beberapa komoditas menjadi penghambat terjadinya inflasi pada Januari 2018 ini. Tiga komoditas utama yang menghambat terjadinya inflasi ialah tarif kereta api, tomat sayur, dan bawang merah.
Teguh mengungkapkan, penghitungan angka inflasi di 8 kota IHK di Jawa Timur selama Januari 2018, seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Banyuwangi yaitu mencapai 0,70 persen, diikuti Malang 0,69 persen, Sumenep 0,64 persen, Surabaya 0,63 persen, Madiun 0,62 persen, Jember 0,56 persen, Probolinggo 0,29 persen, dan Kediri 0,14 persen.
Baca juga: BI Sebut Inflasi Januari 2018 Terkendali, Ini Penyebabnya