Jumat 02 Feb 2018 12:07 WIB

Penguatan Euro Dongkrak Kupon Obligasi Global

Para investor berhitung kembali soal keuntungan portofolio jangka panjang dan pendek.

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Obligasi Global
Foto: blogspot.com
Obligasi Global

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Nilai euro menyentu level tertingginya pada Jumat (2/2) seiring pembicaraan pengetatan kebijakan Uni Eropa (UE) yang masih berlanjut dan ekspektasi inflasi yang akan naik. Hal itu akan turut menarik tingkat suku bunga global.

Kupon obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik dan membuat para investor berhitung soal keuntungan portofolio jangka panjang dan pendek. Bank-bank sentral dunia cenderung memberi sinyal kenaikan suku bunga setelah memerhatikan data pertumbuhan ekonomi yang cepat dan naikknya harga minyak yang diprediksi akan memicu inflasi jangka panjang, demikian dilansir Reuters, Jumat (2/2).

Bank Sentral Eropa (ECB) misalnya yang diprediksi akan mengakhiri kebijakan pembelian aset sejak September. Langkah itu saja sudah mendorong kupon obligasi Jerman naik di atas nol persen untuk pertama kali sejak 2015.

Para investor beraksi dengan memborong euro dan memicu kenaikan harga euro menjadi di atas yen dan dolar. Kenaikan kupon obligasi AS ini sayangnya tak diiringi penguatan dolar.

Analis JP Morgan, Charles Perrin menyampaikan, pelemahan dolar diprediksi masih akan berlangsung pada 2018 ini karena dua sebab utama yakni penguatan mata uang //emerging market// dan mengecilnya perbedaan sikap antar bank-bank sentral yang mendorong kenaikan euro, yen, dan poundsterling. ''Kondisi politik AS juga memperburuk nilai dolar,'' ungkap Perrin.

AS sendiri tengah mengalami partisi politik yang cukup dalam dan konflik interla partai serta pemerintah yang belum menemukan pijakan kuat dalam menghadapi berbagai isu. Belum lagi terhentinya aktivitas pemerintahan AS karena perseteruan Demokrat dengan Republik.

Sementara itu, Bank Sentral Jepang (BOJ) berupaya yang terbaik utuk menaikkan biaya kredit dengan menjanjikan akan membeli sebanyak mungkin obligasi dan menekan tingkat kupon serendah mungkin.

Para investor kini menunggu laporan penyerapan buruh non pertanian periode Januari 2018. Ini akan jadi cerminan kondisi bursa kerja saat ini.

Lapangan kerja non pertanian kemungkinan akan naik menjadi 180 ribu pada Januari 2018 dari 148 ribu pada Desember 2017. Tingkat pengangguran diprediksi belum akan berubah, masih di kisaran 4,1 persen.

Di sisi lain, bitcoin berhasil mencapai harga tertinggi di level 19.666 dolar AS pada Desember 2017. Namun harga uang digital itu lalu turun 3,4 persen dalam dua bulan ke level 8.690 dolar AS.

Harga uang digital menunjukkan tren turun setelah Facebook melarang iklan uang digital di jaringan mereka dan berbagai regulator keuangan yang mewanti-wanti para investor soal uang digital ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement