REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur (Jatim) Saiful Rachman mengungkapkan, guru bernama Ahmad Budi Cahyono (27 tahun) yang dipukul muridnya hingga meninggal dunia di Sampang, Madura, adalah seorang guru yang memiliki talenta berlimpah. Saiful mengaku kehilangan atas kematian sang guru itu.
"Dia multitalenta. Dia bisa musik, lukis tari, dan lain-lainnya. Jadi sebetulnya kami kehilangan sekali pada guru tersebut," kata Saiful saat memberikan keterangan pers di Kantor Dinas Pendidikan Jatim, Surabaya, Jumat (2/2).
Saiful pun berharap peristiwa sadis tersebut adalah yang terakhir terjadi di dunia pendidikan. Ia juga mengingatkan betapa beratnya tugas seorang guru. Apalagi guru honorer seperti Budi dengan penghasilan yang tidak besar.
"Peristiwa ini harapan saya yang pertama dan terakhir. Jadi guru saja susah gajinya kecil lebih kecil dari buruh, sekarang mengalami seperti ini lagi. Jangan sampai teman-teman guru kita dibuat susah gitu," ujar Saiful.
Seperti diberitakan sebelumnya, siswa SMAN 1 Torjun, Dusun Jrengik, Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang berinisial HI diduga melakukan pemukulan kepada gurunya Budi. Kekerasan tersebut mengakibatkan meninggalnya sang guru.
Kisahnya bermula saat guru kesenian tersebut mengajar seni lukis. Dalam proses belajar mengajar tersebut, HI malah membuat kegaduhan dan mengganggu teman-teman sekelasnya. Sang guru pun menegur yang bersangkutan. Bukannya diam, HI masih saja menjalankan ulahnya dengan menganggu dan mencoret-coret lukisan temannya.
Budi pun memberikan peringatan keras dengan mencoret bagian pipi menggunakan cat lukis. HI yang tidak terima malah melayangkan pukulan kepada sang guru yang ternyata membuat Budi meninggal karena mengalami pendarahan otak.