REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Perdana Menteri Inggris Theresa May mendarat di Cina awal pekan ini. Kunjungan May ke Cina menangkis keraguan banyak pihak terkait masa depan kepemimpinannya di tengah meningkatnya keluhan akan kebijakan May dan kelemahan Brexit.
Pada Jumat (2/2), pemimpin berusia 61 tahun tersebut mendapat sambutan hangat dari para pemimpin negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu. May bukan hanya mendapat sambutan dari para pemimpin Cina. Warga Cina juga menerima kedatangan May. May bahkan mendapat julukan Bibi.
Xi memberi sinyal untuk memperkuat hubungan bilateral kedua negara dengan mengutip perkataan sastrawan Inggris William Shakespeare. "Masa lalu adalah prolog," kata Presiden Xi Jinping dalam pertemuan empat mata dengan May, seperti dilansir Reuters.
Kunjungan selama tiga hari ini membuat May mendapatkan jaminan dari Cina bahwa Brexit tidak akan mempengaruhi antusiasme negara itu untuk membawa hubungan dalam era keemasan. Cina juga berjanji untuk membuka pasar di bisnis baru Inggris.
Kedua negara sepakat untuk menjalin kerja sama di bidang perdagangan senilai sembilan miliar pound.
Tidak ada tanda-tanda perubahan dari perselisihan diplomatik 2016 antara kedua negara yang disebabkan oleh keputusan May untuk menunda sebagian pembangkit nuklir yang didanai Cina karena kekhawatiran tentang investasi asing di infrastruktur utama Inggris. "Cina benar-benar menghormati Inggris," kata tabloid Global Times dalam sebuah editorial.
Pada 2013 Global Times pernah mengkritik Inggris sebagai sebuah negara Eropa kuno dalam sebuah editorial saat kunjungan oleh pendahulu May, David Cameron, yang telah membuat Cina marah dengan bertemu Dalai Lama.
"Tidak akan ada yang memanggilnya Paman Cameron," ujar salah seorang pejabat Cina
Saat ditanya oleh televisi pemerintah Cina tentang julukan barunya yang merupakan istilah kesayangan orang tua Cina untuk wanita terhormat, May mengatakan bahwa dia merasa terhormat, dan para pejabatnya juga merasa gembira atas julukan tersebut.
Tapi, Inggris bukan satu-satunya negara yang berusaha merayu Cina. Bulan lalu Presiden Prancis Emmanuel Macron tiba di Beijing dengan membawa hadiah seekor kuda langka.