REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan jumlah bencana selama Januari 2018 menurun. Hal ini bila dibandingkan pada bulan sama tahun sebelumnya, namun kerusakan rumah penduduk meningkat.
"Kerusakan rumah meningkat 292 persen. Peningkatan itu akibat gempa 6,1 skala Richter di Lebak pada Selasa (23/1)," kata Sutopo, Jumat (2/2).
Sutopo mengatakan gempa di Lebak menyebabkan kerusakan bangunan di 73 kecamatan di sembilan kabupaten/kota di tiga provinsi, yaitu Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta.
Jumlah kerusakan yang terjadi adalah 7.707 unit rumah, dengan rincian 986 rusak berat, 2.162 rusak sedang dan 4.559 rusak ringan. Kerusakan rumah banyak ditemukan di Kabupaten Lebak dan Kabupaten Sukabumi.
Menurut Sutopo, jumlah bencana pada Januari 2018 menurun 32 persen bila dibandingkan Januari 2017, dengan rincian banjir menurun 48 persen, longsor menurun 39 persen, puting beliung menurun 18 persen, korban jiwa turun 5 persen dan jumlah mengungsi serta menderita menurun 40 persen.
"Januari umumnya adalah puncak musim penghujan di sebagian besar wilayah Indonesia. Pada bulan itu, sesuai pola normalnya, umumnya adalah puncak kejadian bencana khususnya banjir, longsor dan puting beliung yang terjadi meluas," tuturnya.
Namun, terjadi anomali pada Januari 2018. Curah hujan yang turun jauh di bawah normal. Sebaran dan intensitas hujan tidak seperti biasanya sehingga kejadian bencana hidrometeorologi berkurang signifikan selama Januari 2018.
"Adanya pengaruh global dan regional telah menyebabkan curah hujan berkurang," ujarnya.
Sutopo memperkirakan puncak hujan akan berlangsung pada Februari 2018. Potensi banjir, longsor dan puting beliung akan semakin meningkat. "Masyarakat dihimbau untuk selalu meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi banjir, longsor dan puting beliung," katanya.