Sabtu 03 Feb 2018 11:35 WIB

Balongub TB Hasanuddin Harapkan Kesejahteraan Pedagang Pasar

Pasar tradisional menjadi salah satu lumbung perputaran ekonomi.

Bakal Calon Gubernur Jawa Barat Tb Hasanuddin (Kang Hasan) berbincang dengan pedagang Pasar Ciawitali, Kabupaten Garut, Jumat (2/2).
Foto: Istimewa
Bakal Calon Gubernur Jawa Barat Tb Hasanuddin (Kang Hasan) berbincang dengan pedagang Pasar Ciawitali, Kabupaten Garut, Jumat (2/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bakal Calon Gubernur Jawa Barat Tb Hasanuddin (Kang Hasan) mengunjungi sejumlah pasar tradisional di Provinsi Jabar, beberapa waktu lalu. Dari hasil kunjungannya, Kang Hasan memiliki cita-cita untuk meningkatkan kesejahteraan pedagang dengan cara meningkatkan kualitas kenyamanan pasar tradisional.

Dalam siaran pers yang diterima Republika, Kang Hasan  menilai, sebagai tempat perputaran roda ekonomi, pasar tradisional masih menjadi minat utama masyarakat untuk melakukan transaksi jual-beli. Untuk itu, kata dia, kondisi pasar tradisional seharusnya mampu memberikan kenyamanan baik dari segi kebersihan maupun keamanannya.

‘’Pasar tradisional harus dibuat bersih, aman, nyaman dengan harga yang kompetitif,’’ ujarnya seusai mengunjungi pasar tradisional Ciawitali, Kabupaten Garut, belum lama ini. Dalam tinjauannya ke Pasar Ciawitali, dirinya masih menemukan kondisi pasar yang becek dan kurang tertata dengan baik.

Kondisi itu, sambung dia, menjadi salah satu pemicu ketidaknyamanan pedagang maupun pengunjung pasar. Menurutnya, Pasar Ciawitali sudah saatnya direvitalisasi, sehingga keluhan masyarakat bisa teratasi. Yang terpenting, tegas dia, tidak boleh sampai menurunkan minat pengunjung untuk datang ke pasar tradisional.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement