Sabtu 03 Feb 2018 13:36 WIB

Dedi: Kasus Murid Bunuh Guru Bencana Bagi Dunia Pendidikan

Peran orang tua sangat penting dalam tahap tumbuh kembang anak.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Agus Yulianto
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Kasus penganiyaan yang menyebabkan meninggalnya seorang guru di SMAN 1 Torjun, Sampang, Jatim, mendapat perhatian semua kalangan. Salah satunya datang dari Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Bupati dua periode ini mengaku, prihatin atas kasus kekerasan yang dilakukan murid terhadap gurunya.

"Saya ucapkan turut berbelasungkawa atas wafatnya guru Ahmad Budi Cahyono," ujar Dedi, kepada Republika.co.id, Sabtu (3/2).

Menurutnya, kejadian ini merupakan bencana bagi dunia pendidikan. Mengingat, saat ini, banyak pihak yang telah menganiaya guru. Baik secara fisik maupun mental. Sudah berapa banyak, para guru yang dilaporkan ke polisi hanya karena orang tua tak terima anaknya ditegur oleh guru tersebut.

Bahkan, yang paling parah adalah kasus yang sekarang. Seorang murid telah tega menganiaya gurunya hingga meninggal dunia. Kejadian ini jangan sampai terulang lagi "Ini bencana bagi iklmi pendidikan, iklim yang mengatur hubungan guru dan murid, keluarga serta iklim kebebasan tanpa pengawasan," ujarnya.

Dedi menjelaskan, dulu ada ungkapan 'Guru Ratu Wongatua Karo. Inti dari ungkapan itu, mengenai kedudukan seorang guru, pemimpin dan orang tua dalam suatu kedudukan yang sama. Yaitu, seseorang yang harus ditaati petuah dan titahnya.

"Artinya, kedudukan orang tua, guru dan pemimpin ada kesamaannya bagi generasi muda. Yaitu harus ditaati petuah dan titahnya," ujar Dedi.

Di Jepang, lanjut Dedi, anak-anak dilindungi dari perilaku kekerasan. Tetapi, mereka selalu diawasi dan didampingi orang tuanya. Mereka, tidak bebas berkeliaran di jalanan. Dilarang merokok serta minum alkohol.

"Peran orang tua sangat penting dalam tahap tumbuh kembang anak. Karenanya, saya himbau supaya para orang tua selalu mengawasi dan mendidik putra-putrinya," ujar Dedi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement