REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga Bitcoin turun 30 persen pekan ini dan mencetak rekor terburuknya sejak April 2013. Pada Jumat (2/2), Bitcoin menyentuh harga di bawah 7.910 dolar AS (Rp 105 juta), turun 12 persen di banding harga pada Kamis (1/2) meski berhasil naik kembali.
Meski berada jauh dari titik tertingginya di level 19 ribu dolar AS pada November 2017, harga Bitcoin saat ini masih lebih baik dari harga awal di level 1.000 dolar AS pada 2017 lalu, demikian dilansir BBC, Jumat (2/2).
Bitcoin Merugi Rp 591,970 Triliun pada Januari
Penurunan harga ini terjadi seiringi insiden terkait keamanan uang digital yang belakangan terjadi. Pekan ini, Regulator Keuangan Jepang melakukan sidak terhadap Coincheck setelah bursa uang digital terbesar Asia yang berbasis di Jepang itu diretas dan kehilangan sekitar 530 juta dolar AS aset milik investornya. Pekan ini, Facebook juga melarang aneka promosi terkait uang digital di jaringan mereka.
Belum lagi sejumlah negara yang menunjukkan kekhawatiran terhadap uang digital. Cina dan Korea Selatan melarang penawaran baru uang sigital dan menutup sejumlah bursa yang digital. Sementara itu, Otoritas Perilaku Pasar Keuangan Inggris pada September lalu sudah memperingatkan investor uang digital bahwa mereka bisa kehilangan seluruh uang mereka.
Bitcoin diciptakan melalui proses kompleks yang harganya ditentukan permintaan dan pasokan. Tahun lalu, bursa komoditas AS, CBOE dan CME, memperdagangkan kontrak future Bitcoin.