Sabtu 03 Feb 2018 16:34 WIB
Ustaz Dianiaya

Investigasi Persis Bisa Sia-Sia tanpa Koordinasi Kepolisian

Yang berwenang melakukan penyelidikan dan penyidikan adalah kepolisian.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agus Yulianto
Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Hendro Pandowo memberikan keterangan terkait penganiayaan terhadap Ustaz Prawoto yang menydbabkan meninggal dunia, Kamis (1/2).
Foto: Republika/Muhammad Fauzi Ridwan
Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Hendro Pandowo memberikan keterangan terkait penganiayaan terhadap Ustaz Prawoto yang menydbabkan meninggal dunia, Kamis (1/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti mengungkapkan pembentukan tim investigasi oleh Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis) atas kasus penganiayaan Ustaz Prawoto, akan sia-sia bila tidak dikoordinasikan dengan pihak kepolisian.

"Jika organisasi almarhum membentuk tim investigasi sendiri, (dan) jika tidak dikoordinasikan dengan polisi, maka akan sia-sia. Karena berdasarkan hukum, yang diakui hanyalah hasil lidik sidik polisi," kata dia kepada Republika.co.id, Sabtu (3/2).

Selain itu, Poengky menjelaskan, berdasarkan KUHAP pun, yang berwenang melakukan penyelidikan dan penyidikan adalah kepolisian. Karena itu, ia berharap tim investigasi yang dibentuk Persis tidak mengganggu kerja polisi menuntaskan kasus penganiayaan tersebut.

"Jangan sampai investigasi ini menyulitkan dan mengganggu kerja-kerja polisi. Karena justru akan kontra produktif dengan keinginan kita semua agar kasus ini menjadi terang benderang," tutur dia.

Seperti diketahui, untuk membantu kepolisian, PP Persis akan membuat tim investigasi internal organisasi untuk mengawal proses penyidikan atas kasus penganiayaan yang berujung meninggalnya Komandan Operasional Brigade PP Persis Ustaz Prawoto.

"Kami mengutuk dengan keras penganiayaan ini dan kepada aparat penegak hukum (kepolisian) agar mengusut sampai tuntas, dan menegakkan hukum secara adil dan transparan," kata Ketua Umum PP Persis KH Aceng Zakaria.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement