Sabtu 03 Feb 2018 21:46 WIB

Daripada PTA, Pelajar Lebih Baik Didorong Kuliah Luar Negeri

Biaya kuliah di luar negeri bisa lebih murah daripada kuliah PTA di dalam negeri.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Didi Purwadi
Ketua IABIE Bimo Sasongko.
Foto: Republika/ Wihdan
Ketua IABIE Bimo Sasongko.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum IABIE, Bimo Sasongko, mengatakan pemerintah perlu mengkaji kembali rencana untuk mengizinkan berdirinya Perguruan Tinggi Asing (PTA) di Indonesia pada 2018. Pemerintah dinilai lebih mendorong pemuda Indonesia untuk langsung mengenyam pendidikan di luar negeri.

Ia menilai biaya PTA bisa lebih mahal ketimbang perguruan tinggi swasta (PTS) yang sudah ada. Sementara biaya kuliah langsung di luar negeri bisa relatif sama atau bahkan lebih murah daripada jika mereka masuk PTA di dalam negeri.

IABIE menyarankan agar para pemuda Indonesia belajar secara langsung di luar negeri. Karena, menurut Bimo, belajar di luar negeri langsung bisa memberikan lebih banyak nilai tambah dan lebih adaptif dengan kemajuan zaman.

"Karena para lulusan SMA secara psikologis masih sangat idealis dan mudah melakukan revolusi mental saat belajar ke luar negeri. Begitupun dari segi rentang usia, lulusan SMA memiliki waktu yang cukup untuk mendalami Iptek secara komprehensif," kata Bimo, dalam keterangan rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (3/2).

Selain itu, Bimo mengatakan mengirimkan pemuda ke luar negeri bisa mencetak sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Karena sistem pendidikan di sana yang menekanakan sistem Lab Based Education (LBE). Sistem LBE adalah sistem pendidikan yang dikaitkan dengan proyek riset atau tugas akhir di laboratorium canggih.

Bimo menilai LBE tidak mungkin bisa dicabut atau dipindahkan secara instan oleh PTA yang beroperasi di Indonesia. Karena, sistem LBE ini juga terkait akar budaya ilmiah dan mentalitas atau karakter yang melekat pada sebuah bangsa maju.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement