REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara bersikukuh akan menampilkan parade militer besar sehari sebelum pembukaan Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang, Korea Selatan digelar.
Parade militer tanda perayaan ulang tahun berdirinya militer Korea Utara akan jatuh pada April tiap tahun. Seremoni pembukaan Olympiade Musim Dingin sendiri akan digelar pada 8 Februari 2018 mendatang, demikian dikutip BBC, Sabtu (3/2).
Kantor berita Korea Selatan, Yonhap melansir Korea Utara menyatakan rencana mereka tidak seharusnya dihalang-halangi. Sebuah kolom di surat kabar Korea Utara, Rodong Sinmun, disebut, parade militer itu disalahartikan sebagai aksi provokatif atau ajang pamer senjata nuklir.
Rodong Sinmun malah menyatakan parade militer ini adalah parade santai dan hal biasa bila satu negara merayakan hari jadi angkatan bersenjatanya. Pyongyang rencananya akan menggelar perayaan utama hari jadi militernya pada 25 April mendatang.
Pada 2018 ini, Angkatan Bersenjata Rakyat Korea akan berulang tahun ke-70 tahun setelah berdiri pada 8 Februari 1948. Parade militer Korea Utara biasanya digelar besar-besaran dengan menampilkan ribuan prajurit dan iring-iringan musik serta alat tempur lain.
Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang jadi titik tolak mencairnya kembali hubungan dua negara Korea pada Januari 2018 ini. Kedua negara bahkan akan mengusung bendera yang sama dan membentuk tim hoki es putri gabungan.
Namun, rencana parade militer Korea Utara membayangi proses yang sedang berlangsung. Wakil Menteri Luar Negeri AS Steve Goldstein menyatakan AS lebih suka bila parade militer Korea Utara tidak ada. Korea Selatan juga akan terus bicara dengan Korea Utara.
Pemerintah Korea Utara melalui kanal beritanya, KCNA, merilis pernyataan, bila Korea Selatan dan sekutunya terus mengkritik dalam bentuk konfrontasi, Korea Utara memastikan konsekuensinya akan terlihat pada pembukaan Olimpiade Musim Dingin.