REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di pekan depan diperkirakan mulai terbatas untuk mencapai level lebih tinggi. Aksi beli terbatas pun kemungkinan masih akan ada.
Analis Binaartha Securities Reza Priyambada menilai, jika ada sentimen negatif maka IHSG akan mudah untuk berbalik arah. "Maka diharapkan kondisi IHSG tidak terjadi aksi jual masif agar tidak melemah terlalu dalam," ujarnya di Jakarta, Ahad, (4/1).
Reza menjelaskan, pada pekan lalu berbagai sentimen negatif membuat pelaku pasar cenderung mengamankan posisi dan aksi jual kembali terjadi. Pergerakan IHSG lalu berbalik melemah dengan penurunan 0,48 persen atau di bawah dari pekan sebelumnya yang naik 2,62 persen.
Kemudian posisi tertinggi terbarunya kembali dicapai meski juga diikuti penurunan pada pergerakan selanjutnya. Adapun level tinggi yang diraih di pekan lalu mencapai 6.686 di atas sebelumnya di 6.677 dan level terendah yang dicapai mencapai 6.522 dari sebelumnya 6.484.
Pergerakan IHSG di awal pekan lalu dinilai bergerak positif pula meski sempat kembali melemah. "Hal itu seiring imbas pelemahan nilai tukar rupiah dan meningkatnya imbal hasil obligasi AS yang juga berimbas pada melemahnya sejumlah harga obligasi dalam negeri," ujarnya.
Di sisi lain, kata dia, adanya aksi ambil untung kembali menerpa IHSG sehingga sempat berada di zona merah. Namun, penguatan sejumlah saham-saham komoditas tambang dan perkebunan serta properti menambah sentimen positif pasar. Selain itu, komentar positif dari Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, yang mengatakan kondisi perekonomian Indonesia terus membaik turut menambah sentimen positif.
Pergerakan IHSG mengakhiri pekan kemarin pun terangkat dengan aksi beli kembali terjadi dengan memanfaatkan pelemahan sebelumnya. Kenaikan ini terjadi di tengah pelemahan pada sejumlah saham-saham di Asia. "Masih adanya imbas rilis inflasi yang dianggap stabil memberikan sentimen positif sehingga pelaku pasar masih melakukan aksi beli," kata Reza.
Pada pekan lalu, kata dia, asing mencatatkan jual bersih sebesar Rp 4,24 triliun dari pekan sebelumnya beli bersih Rp 758,02 miliar. "Meski masih terjadi aksi jual asing namun, secara overall masih tercatat net buy di mana hingga pekan kemarin membuat nilai transaksi asing tercatat bersih Rp 597,98 miliar di bawah sebelumnya Rp 4,84 triliun," tuturnya.