Ahad 04 Feb 2018 20:51 WIB

Satgaskes TNI akan Salurkan 39 Ribu Kelambu ke Asmat

Kelambu diprioritaskan untuk balita dan ibu hamil guna mencegah penyakit malaria.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ratna Puspita
 Anak-anak yang sakit menunggu pengobatan di sebuah rumahsakit di Agats, Distrik Asmat.
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Anak-anak yang sakit menunggu pengobatan di sebuah rumahsakit di Agats, Distrik Asmat.

REPUBLIKA.CO.ID, ASMAT -- Tim Satgaskes Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan menyalurkan 39.000 kelambu anti nyamuk untuk warga Kabupaten Asmat yang dilanda bencana Kejadian Luar Biasa (KLB) campak dan gizi buruk. Bantuan puluhan ribu kelambu tersebut diterima Satgaskes TNI dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di pelabuhan besar, Distrik Agats, Kabupaten Asmat.

Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi menjelaskan bahws kelambu tersebut diprioritaskan untuk balita dan ibu hamil, sehingga tidak terkena penyakit malaria. "Kelambu tersebut diprioritaskan untuk balita dan ibu hamil guna mencegah penyakit malaria. Distribusi kelambu dilakukan bersamaan dengan pengerahan tim personel Satgaskes TNI ke pedalaman Kabupaten Asmat," ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Ahad (4/2).

Bantuan ke Kabupaten Asmat hingga saat ini masih terus mengalir dari pemerintah maupun lembaga kemanusiaan. Namun, cuaca kerap menjadi kendala bagi pengiriman logistik ke daerah yang sedang dilanda kejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk ini.

Seperti halnya saat lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengirimkan bantuan 100 ton ke Asmat melalui Pelabuhan Pintu Air, Merauke, Sabtu (4/2) kemarin. Kepala Sub Regional Bulog, Yudi Wijaya mengatakan bahwa pengiriman bantauan ke Asmat biasanya terkendala dengan cuaca yang kurang bersahabat.

Menurut dia, ketinggian ombak bisa mencapai empat sampai enam kilometer saat berada di tengah laut. Karena itu, kadang pihak pelabuhan tidak memberikan izin untuk menyeberang.

"Jadi itu pak. Terkendalanya angkutan dari Merauke ini ke Agats di Kabupaten Asmat itu. Jadi pihak pelabuhan juga tidak mengeluarkan ijin dari pemberangkatan sementara di laut itu ombaknya besar," ujar Yudi.

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement