Senin 05 Feb 2018 08:40 WIB

Korut akan Mengirimkan Pejabat Tertingginya ke Korea Selatan

Ini merupakan kunjungan pejabat tertinggi Korut ke Korsel sejak empat tahun terakhir.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Presidium Majelis Rakyat Tertinggi Republik Demokratik Korea Utara (RDRK) Kim Yong Nam.
Foto: Katu.com
Presiden Presidium Majelis Rakyat Tertinggi Republik Demokratik Korea Utara (RDRK) Kim Yong Nam.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara (Korut) akan mengirimkan pejabat tertingginya setelah bertahun-tahun ke Korea Selatan. Hal ini terjadi ditengah redanya ketegangan antardua negara selama Olimpiade Musim Dingin.

Kim Yong Nam, Kepala Parlemen Korut, akan memimpin 22 orang delegasi ke korea Selatan pada hari Jumat. Korea Utara dan Selatan akan berbaris di bawah satu bendera pada upacara pembukaan Olimpiade itu.

Keikutsertaan Korut dalam Olimpiade Musim Dingin ini disebut sebagai manuver diplomatik oleh Pyongyang. Ini juga dilakukan di tengah tekanan internasional yang meningkat serta sanksi yang diterima atas program nuklir mereka.

Kim Yong Nam menjadi pejabat tingkat tertinggi Korut yang mengunjungi Korea Selatan sejak empat tahun terakhir. Seorang pejabat yang tidak disebut namanya dari Blue House Korea Selatan menyatakan bahwa hal ini mencerminkan kemauan Korut untuk memperbaiki hubungan antar dua negara serta menunjukkan ketulusan mereka.

Kementerian Unifikasi menyatakan Kim akan memimpin delegasi tiga pejabat lainnya serta 18 staf pendukung. Ia tidak mengatakan apakah Kim akan menghadiri upacara pembukaan Olimpiade di Pyeongchang, yaitu sebuah wilayah di pegunungan timur Korea Selatan.

Jika Kim menghadiri upacara pembukaan maka ia akan bertemu dengan Wakil Presiden A.S Mike Pence yang saat ini keduanya berada dalam sebuah titik tegang akibat ambisi nuklir Korea Utara. Korea Utara diketahui telah melakukan serangkaian uji coba rudal yang dirancang untuk menunjukkan kemampuan nuklirnya seperti dilansir dari BBC.

Partisipasi Korea Utara sendiri pada Olimpiade yang berlangsung dari tanggal 9 hingga 25 Februari ini berubah menjadi sebuah rekonsiliasi. Hal ini terjadi setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memperluas cabang zaitun hingga ke Selatan dalam pesan Tahun Barunya. Dirinya menyatakan mereka terbuka untuk berdialog dan akan mengirimkan tim untuk ikut bertanding.

Tim hoki es wanita Korea Utara pada Ahad (4/2) kemarin memainkan pertandingan persahabatan perdananya melawan Swedia. Namun Korea Utara kalah dengan skor 1-3.

Tim ini masih mendapat kesempatan untuk kembali menghadapi Swedia saat Olimpiade berlangsung. Pertandingan persahabatan kemarin juga menjadi pertandingan pertama mereka setelah baru saja dibentuk.

Selain pemain hoki es, atlet Korea Utara juga akan bertanding di perlombaan ski dan figure skating. Utara juga mengirimkan ratusan delegasi, pemandu sorak, serta pemain.

Awal minggu ini muncul kabar bahwa Utara akan menjadwalkan sebuah parade militer skala besar pada tanggal 8 Februari, sehari sebelum Olimpiade dimulai. Namun di tengah berita negatif itu, Korea Utara menyatakan tidak ada orang yang berhak mengambil keputusan untuk rencana tersebut dan segera membatalkan sebuah acara budaya yang diadakan bersama Korea Selatan.

Sementara itu meskipun Seoul dan Washington DC telah sepakat untuk menunda latihan militer gabungan tahunan yang selalu mengundang kemarahan Utara, mereka akan tetap maju di akhir Paralimpiade.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement