REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah kendala batalnya pemulangan kembali ke daerah asalnya oleh pemerintah Myanmar dan Bangladesh, program bantuan darurat dan pemulihan bagi Pengungsi Rohingya terus dilanjutkan. Termasuk yang dilakukan oleh berbagai pihak non pemerintah dan lembaga kemanusiaan internasional.
PKPU Human Initiative sampai akhir Januari 2018 telah mengerjakan 700 unit untuk Pengungsi Rohingya di Bangladesh yang proses pengerjaannya dilakukan dalam dua tahap. Shelter ini ditempatkan di Kamp Balokhali 2 yang tersebar dalam beberapa blok.
PKPU HI memberikan bantuan hunian berupa shelter untuk pengungsi Rohingya.
Direktur Pendayagunaan PKPU Human InItiative Tomy Hendrajati mengatakan tahap pertama telah dihuni oleh 450 keluarga sejak akhir tahun lalu. Sedangkan tahap kedua sebanyak 250 unit dalam proses pendataan.
Shelter yang dibangun telah di manfaatkan sebagai hunian bagi 700 keluarga. Shelter juga dilengkapi dengan sumur pompa, jamban bahkan papan panel tenaga matahari dan perlengkapan listrik yang berfungsi sebagai penerangan.
Dari pantauan di beberapa titik pengungsian ditemukan masih banyak shelter yang tidak layak huni. Sehingga dalam waktu dekat PKPU HI kembali akan melakukan pembangunan shelter tambahan termasuk untuk persiapan pengungsi menghadapi musim hujan.
Sampai akhir tahun 2017 PBB mencatat jumlah pengungsi Rohingya yang bermukim di Bangladesh mencapai 860 ribu orang. Sebagian besar hidup dalan kondisi yang memprihatinkan karena keterbatasan pemenuhan kebutuhan dasar khususnya hunian yang layak, kesehatan, air bersih dan pendidikan.