REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Teror baru yang dilakukan 'orang gila gaya baru' (OGGB) kembali di Kota 'kembang' Bandung. Kali ini, teror menerpa empat remaja masjid At Tawakal Persis, Kota Bandung, Ahad (4/2) sekitar pukul 21.40 WIB. Keempatnya sempat ditodong pisau oleh pria tak dikenal meski akhirnya berhasil melarikan diri.
"Iya betul kabar itu," kata Humas Pimpinan pusat (PP) Persatuan Islam (Persis) Jejen Zainudin saat dikonfirmasi Republika.co.id, Senin (5/2). Kejadian terjadi pada pukul 21.40 WIB usai para remaja rapat di lantai 2 masjid.
Jejen mengatakan, pria tersebut secara tiba-tiba menghampiri para remaja masjid. Pelaku turun dari tangga masjid lantai 3 dengan menodongkan pisau sambil membentak mengatakan membenci ustaz.
Menurutnya, kondisi lantai 3 masjid memang sedang dibangun sehingga kondisinya gelap. Sehingga, tidak diketahui keberadaan pria tersebut. Ditodong sajam pisau, para remaja pun berlarian menyelamatkan diri dan melaporkan ke warga. Warga pun berdatangan dengan membawa polisi untuk mengepung masjid. Pintu masjid sendiri dikunci dari dalam oleh pelaku.
"Pelaku akhirnya bisa ditangkap tanpa perlawanan dan saat digeledah ditemukan pisau dapur yang disembunyikan di pungung," ujarnya.
Saat ditanya domisili rumah, pelaku masih ngawur kadang menjawab Baleendah, Cimahi, Cijerah hingga Pacet. Saat diperiksa Pelaku tidak memiliki KTP dan ditemukan kaleng lem.
Baca Juga: Maneger: Negara Wajib Setop Teror Orang Gila Pemburu Ulama
Sekretaris Umum PP Persis Haris Muslim menyesalkan, kejadian yang kembali terjadi pada jamaah masjid ataupun ustaz. Ia pun meminta semua pihak terutama anggota Persis untuk waspada.
"Menanggapi pemberitaan terjadinya kembali upaya penyerangan kepada jamaah masjid dan perusakan Masjid di beberapa daerah, maka dengan ini PP Persis mengimbau seluruh anggota, simpatisan, dan jamaah untuk lebih memperhatikan kembali edaran tentang himbauan kewaspadaan yang telah disebarkan PP Persis," tuturnya dalam rilis resminya yang diterima Republika.co.id.
Ia pun meminta semua pihak tetap tenang dan tidak terpancing oleh kemungkinan upaya dari pihak-pihak yang ingin memperkeruh suasana dan membuat situasi seolah tidak aman. Serta meningkatkan kawaspadaan dan melaporkan setiap tindak tanduk yang mencurigakan kepada aparat kepolisian untuk diproses secara hukum dan tidak main hakim sendiri.
"Serta tetap melakukan aktivitas dakwah dan pendidikan seperti biasa tanpa rasa takut. Demikian juga dengan aktivitas Ibadah terutama lebih menggiatkan shalat berjamaah di masjid-masjid," ujarnya.