Senin 05 Feb 2018 13:00 WIB
1.500 Rumah di Pamanukan Tergenang Banjir

Warga Mengungsi di Kolong Fly Over Pamanukan

Banjir yang melanda Kecamatan Pamanukan ini merupakan fenomena alam tahunan.

Warga melintasi jalan yang terkena banjir di kawasan Pamanukan, Subang.
Foto: Septianjar Muharam
Warga melintasi jalan yang terkena banjir di kawasan Pamanukan, Subang.

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- 1.500 rumah di dua desa di Kecamatan Pamanukan, Kabupaten Subang, terdampak banjir. Ketinggian air di wilayah tersebut bervariasi antara 30-60 cm. Akibatnya, warga di desa tersebut mengungsi ke tempat yang lebih aman. Salah satunya, kolong jembatan layang Pamanukan.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Kabupaten Subang, Hidayat, mengatakan, data sementara rumah yang terdampak banji baru 1.500 unit. Tersebar di Desa Mulyasari dan Pamanukan. Saat ini, gelombang pengungsi sudah terlihat. Akan tetapi, kategorinya masih normal.

"Meskipun sudah ada yang terdampak banjir, tetapi statusnya masih belum kejadian luar biasa," ujar Hidayat, kepada Republika.co.id, Senin (5/2).

Menurutnya, banjir yang melanda Kecamatan Pamanukan ini merupakan fenomena alam tahunan. Terutama, saat awal tahun ketika memasuki puncak musim hujan.

Adapun air yang menggenangi permukiman ini, disebabkan meluapnya Sungai Cigadung. Sungai ini, lokasinya memang melintasi dua desa itu, yakni Mulyasari dan Pamanukan. Air Sungai Cidagung bisa meluap, akibat terjadinya pendangkalan dan penyempitan. Serta, banyaknya tumpukan sampah rumah tangga.

"Sehingga, ketika hujan turun terus-menerus sungai tersebut tak mampu menampung volume air yang terus bertambah. Akibatnya meluap ke permukiman," ujarnya.

Saat ini, pihaknya sudah menginstruksikan kepada warga yang rumahnya tergenang banjir untuk mengungsi sementara ke tempat yang lebih aman. Seperti, masjid, mushala, majelis taklim atau rumah tetangga, saudara, dan kerabat.

Adapun warga yang mengungsi di kolong jembatan, lanjut Hidayat, awalnya hanya 20 orang. Namun, saat ini jumlahnya bertambah. Tetapi, mereka sudah diimbau untuk mengungsi ke aula Kecamatan Pamanukan.

"Akan tetapi, imbauan kami belum diindahkan. Dengan alasan, jarak kolong jembatan layang ke rumah mereka dekat. Selain itu, mereka juga khawatir dengan harta benda, jika meninggalkan rumah terlalu jauh," ujarnya.

Untuk kesediaan logistik, Hidayat mengaku sudah banyak pasokan, seperti, makanan, minuman, selimut, obat-obatan sampai kebutuhan untuk anak sekolah. Bahkan, hari ini BPBD Jabar juga sedang menuju lokasi, untuk mengirimkan keperluan logistik.

Sementara itu, Fitriyani (36 tahun) warga Desa Mulyasari mengatakan, warga mulai mengungsi sejak Ahad malam. Karena, sepanjang Ahad kemarin hujan turun dengan derasnya di wilayah Pamanukan. Sehingga, air mulai menggenangi rumah warga sejak sore hingga sekarang.

"Sekarang masih belum surut. Tetapi, kami masih belum bisa meninggalkan rumah terlalu jauh. Makanya, sementara waktu kami mengungsi di kolong jembatan layang dulu," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement