REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Bogor menyebutkan curah hujan yang turun di kawasan Bogor tergolong ekstrem. Kondisi tersebut dikaranakan saat ini sudah memasuki puncak musim hujan.
"Februari ini masuk puncak musim hujan untuk wilayah Jabodetabek. Khusus di wilayah Bogor curah hujannya tergolong ekstrem," kata Kepala Pusat Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Bogor Hadi Saputra, Senin (4/2).
Hadi menyebutkan memasuki puncak musim hujan, warga di sepanjang aliran Sungai Ciliwung diimbau waspada karena curah hujan yang turun sewaktu-waktu dapat meningkatkan tinggi muka air. Data pengamatan BMKG Stasiun Klimatologi Bogor, rata-rata curah hujan yang turun di wilayah Bogor di atas 30 milimeter (mm), seperti di kawasan Naringgul Puncak 169, Gunung Mas 148, Citeko 151,6, Gadog 125, Cibalagung Ciomas 21,3, Cimanggu 32, Darmaga 30,4, Katulampa 75 dan Citayam 35,6 mm.
Warga berada di sekitar Bendung Katulampa di Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (5/2).
"Hujan di Bogor jika lebih dari 20 mm tergolong ekstrem," kata Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Bogor, Budi Suhardi.
Menurut BMKG, puncak musim hujan untuk Jabodetabek diprediksi berlangsung selama Februari, dan akan kembali mereda hingga awal April. Hujan turun di wilayah Bogor sejak Ahad malam, hingga dini hari dan pagi hari. Hujan menyebabkan tinggi muka air Sungai Ciliwung meningkat tajam mencapai level 240 Cm atau siaga satu banjir.
Hingga berita ini diturunkan, hujan masih turun di kawasan Puncak. Hujan juga menyebabkan beberapa lokasi terjadi longsor, yakni di dekat Masjid At Taawun, Riung Gunung, dan Widuri.