Senin 05 Feb 2018 16:49 WIB

Setnov Siapkan Buku Berisi Nama-Nama Terlibat Kasus KTP-El

Setnov tengah menyiapkan buku berisi nama-nama pihak yang terlibat kasus KTP-el.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Bayu Hermawan
Kuasa hukum Ketua DPR Setya Novanto, Firman Wijaya
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Kuasa hukum Ketua DPR Setya Novanto, Firman Wijaya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kuasa hukum terdakwa kasus korupsi proyek pengadaan KTP-el Setya Novanto Firman Wijaya mengatakan, saat ini kliennya sedang menyiapkan nama-nama pihak yang terlibat dalam kasus mega proyek tersebut. Hal tersebut sebagai salah satu syarat dari justice collaborator (JC) yang diajukan Novanto.

"Untuk JC kita tunggu saja. Beliau (SN) sedang mempersiapkan," kata Firman di Pengadilan Tipikor, Jakarta , Senin (5/2).

Selama persidangannya, Novanto selalu membawa buku catatan yang diduga berisi daftar nama pihak yang terlibat dalam kasus korupsi KTP-el. Firman pun mengibaratkan buku yang dibawa Novanto tersebut adalah black's box.

"Saya rasa buku yang digunakan itu saya menyebutnya kalau pesawat itu jatuh itu pasti black's box harus dicari. Beliau mengambil buku yang berwarna hitam. Ya saya tidak tahu kenapa pilihannya itu. Tapi di dalam kamus hukum ada yang namanya black's law dictionary bisa saja ini kamus, yang beliau ingin sebutkan di kasus KTP-el," jelas Firman.

"Saya rasa kita tunggu. Karena posisi JC ini kan penting dalam instrumen penuntasan kasus ini. Berikan kesempatan pak Novanto dan kuasa hukum bekerja," tambah Firman.

Seperti diberitakan sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mempertimbangkan banyak hal terkait permohonan "justice collaborator" (JC) yang diajukan terdakwa perkara korupsi proyek pengadaan KTP elektronik (KTP-el) Setya Novanto. Salah satunya adalah keseriusan dan itikad baik dari Setnov untuk mengungkap kasus korupsi KTP-el.

(Baca: Permohonan Setnov Jadi JC, KPK: Analisisnya tidak Mudah)

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الْمَلَاِ مِنْۢ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ مِنْۢ بَعْدِ مُوْسٰىۘ اِذْ قَالُوْا لِنَبِيٍّ لَّهُمُ ابْعَثْ لَنَا مَلِكًا نُّقَاتِلْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ قَالَ هَلْ عَسَيْتُمْ اِنْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ اَلَّا تُقَاتِلُوْا ۗ قَالُوْا وَمَا لَنَآ اَلَّا نُقَاتِلَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَقَدْاُخْرِجْنَا مِنْ دِيَارِنَا وَاَبْنَاۤىِٕنَا ۗ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ تَوَلَّوْا اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْهُمْ ۗوَاللّٰهُ عَلِيْمٌ ۢبِالظّٰلِمِيْنَ
Tidakkah kamu perhatikan para pemuka Bani Israil setelah Musa wafat, ketika mereka berkata kepada seorang nabi mereka, “Angkatlah seorang raja untuk kami, niscaya kami berperang di jalan Allah.” Nabi mereka menjawab, “Jangan-jangan jika diwajibkan atasmu berperang, kamu tidak akan berperang juga?” Mereka menjawab, “Mengapa kami tidak akan berperang di jalan Allah, sedangkan kami telah diusir dari kampung halaman kami dan (dipisahkan dari) anak-anak kami?” Tetapi ketika perang itu diwajibkan atas mereka, mereka berpaling, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 246)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement