Selasa 06 Feb 2018 00:25 WIB

Jacob Zuma Tolak Mundur Sebagai Presiden Afsel

Pemimpin senior Kongres Nasional Afrika (ANC) yang berkuasa memintanya mundur.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Jacob Zuma
Foto: Reuters
Jacob Zuma

REPUBLIKA.CO.ID, CAPE TOWN -- Jacob Zuma tengah berjuang untuk kelangsungan hidup politiknya saat tekanan semakin meningkat yang memintanya mengundurkan diri sebagai Presiden Afrika Selatan. Para pemimpin senior Kongres Nasional Afrika (ANC) yang berkuasa di pemerintahan, telah bertemu dengan Zuma pada akhir pekan kemarin untuk memintanya mundur.

Namun media lokal melaporkan, politikus berusia 75 tahun yang sedang menghadapi tuduhan korupsi itu telah menolak permintaan ANC. ANC kemudian merencanakan melakukan pertemuan di Johannesburg pada Senin (5/2), untuk mempertimbangkan langkah selanjutnya.

Salah satu kemungkinannya adalah Zuma akan tetap diperintahkan mengundurkan diri. Menurut peraturan ANC, semua anggota, bahkan pejabat terpilih harus memenuhi kehendak partai, meskipun hal tersebut dapat menimbulkan masalah konstitusional yang signifikan.

Masa jabatan kedua Zuma baru akan berakhir tahun depan. Jika ia mengundurkan diri dalam waktu dekat, maka kekuatan akan dikonsolidasikan untuk Cyril Ramaphosa, yang telah terpilih sebagai pemimpin ANC pada Desember lalu.

Pendukung Ramaphosa, yang dipandang sebagai pembawa sayap reformis di partai tersebut, mengatakan Zuma harus disingkirkan secepat mungkin untuk memungkinkan ANC bisa berkumpul kembali sebelum kampanye dimulai untuk pemilihan 2019.

"Zuma telah memainkan semua kartunya dan sekarang tengah berperang dengan Ramaphosa dan pendukungnya," ujar Adriaan Bassoon, seorang jurnalis senior Afrika Selatan, dikutip The Guardian.

Zuma telah memimpin ANC sejak 2007 dan telah menjadi presiden Afrika Selatan sejak 2009. Masa jabatan keduanya penuh dengan kontroversi, setelah serangkaian skandal korupsi mulai memperburuk citra dan legitimasi ANC yang telah menguasai pemerintahan Afrika Selatan sejak 1994.

ANC masih mendominasi lanskap politik di Afrika Selatan meski popularitasnya menurun karena dinilai gagal mengubah kehidupan masyarakat miskin. Partai tersebut kehilangan kendali atas beberapa kota dalam pemilihan daerah pada 2016.

Badan pembuat keputusan di partai tersebut terpecah antara pendukung Ramaphosa dan Zuma. "Harus ada perubahan. Kami tidak dapat memiliki dua pusat kekuasaan. Cara terbaik adalah presiden mengundurkan diri," kata Paul Mashatile, Bendahara Umum ANC, pada Jumat (2/2).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement