Senin 05 Feb 2018 17:34 WIB

Alex: Surah al-Fatihah Sangat Mengesankan

Meski hanya membaca al-Fatihah, Alex mengaku menjiwai kandungan surah tersebut.

Mualaf
Mualaf

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Namanya, Phoa Nyok Sen. Pria Tionghoa yang akrab disapa Alex ini bekerja sebagai  pedagang sembako di Pasar Purworejo, Jawa Tengah. Pada 2000-an, usahanya cukup sukses dengan omzet Rp 70 juta-Rp 80 juta setiap hari. Namun, lambat laun kejayaan itu redup dan akhirnya bangkrut. Bahkan, ia harus menanggung utang ratusan juta rupiah.

Kebangkrutan ini terjadi akibat ulah karyawan kepercayaannya. Uang hasil berdagang yang mestinya 'diputar' lagi untuk membeli barang dagangan, malah dikantongi karyawan tersebut.  Akibatnya, usaha Alex terus merugi, bahkan akhirnya harus berutang. 

Puncaknya, pada awal 2004, Alex terlilit utang hingga Rp 800 juta. "Bagi saya utang ini sangat banyak dan saya merasa tidak sanggup untuk mengembalikan meskipun harus menjual tanah dan rumah," kata Alex kepada Republika, di Purworejo, belum lama ini.

Banyaknya utang yang harus ditanggung membuat hidup Alex tak tenteram. Setiap hari, ia diteror oleh para penagih utang, baik melalui telepon maupun yang mendatanginya secara langsung. Bahkan, ada pemberi pinjaman yang menempuh jalur hukum dengan mengajukan gugatan ke pengadilan.

Kondisi ini membuat Alex sangat kalut. Ia tak berani keluar rumah pada siang hari karena takut pada penagih utang. ''Saya merasa tenteram pada malam hari ketika semua pintu saya kunci dan lampu saya matikan. Namun, ketika matahari terbit lagi, perasaan menjadi sangat terancam dan tidak tenang," kata bapak dua anak ini.

Di tengah kekalutan itu, Alex dan istrinya, Robiyatul Koriah, bahkan pernah punya ide untuk mengakhiri hidup bersama anak-anaknya dengan cara minum obat nyamuk. Untunglah, perbuatan yang dilaknat Allah itu urung dilaksanakan. Hal itu berkat nasihat seorang teman Alex yang mengatakan, bunuh diri bukan jalan yang baik, bahkan terkutuk. Si teman ini kemudian menyarankan Alex untuk menemui seorang ustaz yang juga guru di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Purworejo. Widadi, demikian nama sang ustaz.

Pada 17 Agustus 2004, berangkatlah Alex menemui Ustaz Widadi. Saat itu, Alex sebenarnya kurang yakin permasalahannya bakal segera teratasi. ''Ketika diajak ke rumah ustaz, saya ya ikut saja dan pikiran masih kalut," katanya. Di rumah Ustaz Widadi, Alex menceritakan permasalahan yang sedang dialami. "Ya, intinya curhat," katanya.

Sang Ustaz kemudian meminta Alex tidur di rumahnya dan melupakan segala permasalahan yang dihadapi. Tak dinyana, setelah bangun, Alex merasa lebih tenang. Kemudian, ia meminta diri untuk pulang ke rumah dan berusaha menjalani hidup seperti biasa.

Nah, saat beberapa malam tidur di rumah, Alex bermimpi ditemui orang tinggi, besar, mengenakan jubah putih dari kepala hingga ujung kaki. Namun, wajah orang itu transparan dan memancarkan sinar terang sehingga Alex tak bisa melihat wajah orang tersebut. Penasaran dan ingin mengetahui maksud dari mimpi itu, Alex kembali menemui Ustaz Widadi.

''Mendengar cerita mimpi saya, Ustaz mengatakan, sudah dekat. Saya tanya, sudah dekat apanya?" kata Alex. Kemudian dijawab Ustaz, sudah dekat dengan petunjuk Allah SWT.

Pernyataan sang ustaz sungguh menyentak kesadarannya. Maka, tak perlu waktu lama bagi Alex untuk menyatakan beriman kepada Allah SWT. Di bawah bimbingan Ustaz Widadi, Alex yang sebelumnya beragama Katolik dan pernah pula menganut Konghu Cu pun mengucap kalimat syahadat. Resmilah ia menjadi Muslim.

Shalat lima waktu

Sebagai Muslim, Alex diminta melaksanakan shalat lima waktu. Awalnya, kewajiban shalat dirasakan sangat berat. ''Membaca al-Fatihah saja belum bisa. Di agama saya sebelumnya juga tidak ada kewajiban semacam itu.'' 

Namun, Alex pantang menyerah. Meski terasa berat, didorong oleh iman yang kuat dan keinginan untuk mengatasi masalah, ia jalankan ibadah wajib itu.

Selain shalat lima waktu, Alex juga diminta melaksanakan amalan-amalan sunah, seperti puasa Senin dan Kamis, shalat Hajat, dan Tahajud pada malam hari.

"Alhamdulillah, setelah masuk Islam dan mengamalkan ajarannya, satu per satu permasalahan teratasi. Di antaranya, tuntutan di pengadilan dicabut, para pemasok (supplier) memercayai lagi dan memberikan dagangannya," kata pria kelahiran 2 Juli 1960 ini.

Alex pun kembali bisa bernapas lega. Utang-utangnya secara bertahap terbayar. Usahanya pun kembali mekar. Sebelumnya, ia hanya memiliki satu kios di Pasar Purworejo, kini berkembang menjadi dua kios dengan omzet jauh lebih besar dibanding sebelumnya. Pria lulusan SMP  ini pun kembali mencecap kebahagiaan dan kesejahteraan. Perjalanan ke Tanah Suci untuk beribadah haji juga telah ia rencanakan. 

"Saya yakin, suatu ketika jika Allah SWT memanggil, pasti bisa naik haji.''

Bermodal al-Fatihah

Bagi Alex, surah al-Fatihah sangat mengesankan. Betapa tidak, pada awal ia menjadi Muslim, surah itulah yang menjadi andalan. Karena belum hafal surah-surah lainnya, shalat lima waktu ia kerjakan hanya dengan membawa al-Fatihah. ''Baru setelah belajar lebih jauh, saya bisa melengkapi dengan bacaan surah-surah pendek lainnya," kata Alex.

Meski hanya membaca al-Fatihah, Alex mengaku sangat khusyuk dan bisa menjiwai kandungan surah tersebut. ''Kalau ruh surah al-Fatihah benar-benar kita hayati, hati kita akan terasa tenteram," katanya.

Alex semakin meyakini kekuatan al-Fatihah ketika persoalan yang ia hadapi dapat teratasi satu per satu. Demikian pula ketika istrinya mengeluh ada benjolan di badannya. Sudah diperiksakan ke dokter, tetapi kata dokter tidak apa-apa. Anehnya, sang istrinya merasakan sakit.

Kemudian, Alex membacakan al-Fatihah, an-Nas, dan ayat Kursi sambil diusapkan pada tempat yang sakit. Apa yang terjadi kemudian? Benjolan itu hilang dan tidak sakit lagi. "Kalau dinalar, ini tidak masuk akal. Namun, ini benar-benar dirasakan istri saya," kata Alex, yang sebelum menjadi pedagang sembako bekerja di pabrik roti.

Kini, Alex benar-benar menikmati indahnya Islam. Di tengah rezekinya yang kembali berlimpah, Alex pun tak lupa untuk menafkahkannya di jalan Allah. Salah satunya, dengan menyantuni anak yatim.

sumber : Islam Digest Republika
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement