Selasa 06 Feb 2018 10:20 WIB

BPCB Temukan Situs Sejarah di Gunung Totek

Pemeetaan dilakukan terkait temuan benda prasejarah di Gunung Totek.

Artefak. Ilustrasi
Foto: Thaier Al-Sudani/Reuters
Artefak. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  PONTIANAK -- Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Kalimantan Timur menemukan situs sejarah di Gunung Totek, Desa Dusun Kecil, Kecamatan Pulau Maya, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat. Sejumlah benda bersejarah di amankan dari kawasan sekitar situs ini.

"Kami melakukan kegiatan peninjauan dan pemetaan terkait temuan benda prasejarah yang ada di Gunung Totek, dari hasil peninjauan, kami sudah berhasil mendapatkan data berupa relief stupa yang memiliki catra, kemudian berhasil mengidentifikasi relief yang kemungkinan peta diukir pada batu," kata Kepala BPCB Kaltim Drs Budhy Sancoyo MA, di Sukadana, Kayong Utara, Selasa (6/2).

Selain itu, Tim BPCB juga melakukan komunikasi dengan masyarakat setempat untuk menggali informasi dan mencari barang-barang antik. Kemudian, tim mendapatkan peninggalan berupa keramik, kendi, bahkan emas yang tersisa dari peninggalan-peninggalan sejarah.

"Kami juga telah berhasil mengamankan beberapa artefak, di antaranya ada manik-manik, kemudian anting, cincin, liontin dan beberapa benda lainnya yang nanti akan kami identifikasi," ujarnya pula.

Ia memperkirakan benda-benda itu adalah berasal dari pedagang Cina yang akan berdagang ke Jawa namun singgah ke Pulau Maya dan berteduh beberapa bulan sambil menunggu cuaca bagus melanjutkan perjalanan.

"Ini hal yang sangat menarik sebetulnya, apakah dulu di Gunung Totek ini pernah disinggahi para pedagang dari Tiongkok atau memang sudah ada penduduk lokal, dan ini yang perlu kita kaji ke depan," kata dia lagi.

Didampingi dari Bidang Kebudayaan Kabupaten Kayong Utara, Tim BPCB akan melakukan pengamanan terhadap lokasi ditemukan peninggalan bersejarah tersebut dengan memberikan pagar dan atap, agar terhindar dari pelapukan yang diakibatkan dari iklim ekstrem dan berubah-ubah.

"Untuk di Indonesia secara umum terkait hubungan dagang, sudah dimulai dari abad 6 Masehi hingga abad 16-17 Masehi, jadi apakah mereka datang pada abad itu, atau kah pada masa Sriwijaya dan Majapahit, nah itu akan kami teliti lebih dalam lagi. Namun kalau melihat dari keramik atau pecahan guci yang telah diserahkan itu berasal dari abad ke-13 hingga 14 Masehi," ujar dia lagi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement