Selasa 06 Feb 2018 11:04 WIB

AS Deportasi Budak Afrika

Budak Afrika kemudian mendirikan negara Liberia.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi pembebasan budak Afrika dari Amerika Serikat menuju Sierra Leone pada 1820.
Foto: Bowie News
Ilustrasi pembebasan budak Afrika dari Amerika Serikat menuju Sierra Leone pada 1820.

REPUBLIKA.CO.ID, Pada 6 Februari 1820 Amerika Serikat (AS) memulangkan budak yang telah dibebaskan ke Afrika secara terorganisir. Budak-budak itu meninggalkan pelabuhan New York menuju ke Freetown, Sierra Leone di Afrika Barat.

Imigran tersebut sebagian besar merupakan hasil perjuangan American Colonization Society, sebuah organisasi AS yang didirikan pada 1816 oleh Robert Finley. Organisasi itu memiliki tujuan khusus, yakni mengembalikan budak Amerika yang telah dibebaskan ke Afrika.

Orang-orang yang dibawa secara ilegal dari kampung halamannya itu dapat pulang setelah mendapat persetujuan dana dari senat AS pada 1819. Negara mengeluarkan uang 100 ribu dolar AS untuk membantu deportasi warga Afrika setelah penghapusan perdagangan budak pada 1808.

Program itu serupa dengan kebijakan Pemerintah Inggris pada 1772. Saat itu pemerintah kolonial Inggris memulangkan budak-budak yang juga telah dibebaskan. Pada 1787, pemerintah Inggris memulangkan 300 mantan budak dan di semenanjung Sierra Leone di Afrika Barat.

Dalam dua tahun, sebagian besar anggota permukiman ini meninggal karena penyakit atau peperangan dengan suku setempat, Temne. Pada 1792, usaha kedua dilakukan ketika 1.100 budak dibebaskan.

Namun mayoritas individu yang telah mendukung Inggris selama revolusi AS tidak senang ditempatkan di Kanada. Mereka lantas mendirikan Freetown di bawah kepemimpinan abolisionis Inggris Thomas Clarkson.

Selama beberapa dekade berikutnya, ribuan budak yang dibebaskan berasal dari Kanada, Hindia Barat dan bagian lain Afrika Barat ke Koloni Sierra Leone. Pada 1820 budak pertama yang dibebaskan dari Amerika Serikat tiba di Sierra Leone.

Pada 1821, American Colonization Society mendirikan koloni Liberia di selatan Sierra Leone sebagai tanah air untuk budak yang telah dibebaskan AS di luar yurisdiksi Inggris. Meski demikian, hal tersebut tidak cukup menarik antusiasme mayoritas orang Amerika keturunan Afrika meninggalkan rumah mereka di AS dan pergi ke Afrika Barat.

Selanjutnya, American Colonization Society diserang oleh abolisionis Amerika. Mereka menuduh penghapusan dan pembebasan budak oleh AS justru memperkuat institusi perbudakan.

Namun, sekitar 1822 dan ketika Perang Saudara Amerika, sekitar 15 ribu orang Afrika-Amerika menetap di Liberia. Negara tersebut kemudian mendapat kemerdekaan oleh AS pada 1847 di bawah tekanan Inggris Raya.

Liberia diberikan pengakuan diplomatik AS pada 1862. Ini adalah republik demokratis independen pertama dalam sejarah Afrika.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement