Selasa 06 Feb 2018 11:14 WIB

Mendag: Impor Beras Hanya akan Dilakukan Sekali

Mendag menjamin beras impor tidak akan merugikan petani.

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Nur Aini
Menteri.Perdagangan Enggartiasto Lukita didampingi Chair TNC 21 Iman Pambagyo dalam pembukaan Sidang TNC (Trade NegotiatingCommitee) ke -21 dan Related Meetings of hte Regional Comprehensive Economuc Partnership (RCEP) di Hotel Tentrem Yogyakarta, Selasa (6/2).
Foto: Neni Ridarineni/Republika
Menteri.Perdagangan Enggartiasto Lukita didampingi Chair TNC 21 Iman Pambagyo dalam pembukaan Sidang TNC (Trade NegotiatingCommitee) ke -21 dan Related Meetings of hte Regional Comprehensive Economuc Partnership (RCEP) di Hotel Tentrem Yogyakarta, Selasa (6/2).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menegaskan impor beras hanya akan dibuka sekali. Ia juga menjamin beras impor tidak akan merugikan petani.

Menurutnya, impor beras tersebut dilakukan untuk menambah cadangan nasional serta menjaga stabilisasi harga beras di pasar. Impor beras sudah diputuskan dalam rapat bersama Menko Perekonomian, di mana Menteri Pertanian juga hadir dan telah menyetujui keputusan tersebut.

"Beras impor yang diperkirakan akan masuk pertengahan bulan Februari ini akan masuk di cadangan Bulog,'' kata Enggartiasto pada wartawan usai pembukaan Sidang Trade Negotiating Commitee (TNC) ke -21 dan Related Meetings of The Regional Comprehensive Economuc Partnership (RCEP) di Hotel Tentrem Yogyakarta, Selasa (6/2).

Dia mengatakan beras impor yang masuk tersebut akan didistribusikan ke daerah yang memerlukan. Beras impor tidak akan dikirimkan ke daerah yang telah surplus produksi beras.

''Ngapain beras impor didistribusikan ke daerah yang tidak perlu. Jangan dipertentangkan impor beras dengan petani,''katanya.

Selain memutuskan impor, dia mengatakan pemerintah menugaskan Bulog untuk membeli gabah. ''Kalau harga masih Rp 5.500 - 6.000 per kilogram, Bulog jangan membeli. Itu akan berisiko. Jangan dikhawatirkan petani tidak akan dirugikan,'' ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement