Selasa 06 Feb 2018 16:57 WIB

Elektabilitas Hanya 2,5 Persen, Ini Komentar TB Hasanuddin

Cyrus Network baru-baru ini merilis hasil survei Pilgub Jabar.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andri Saubani
Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, TB Hasanuddin dan Anton Charliyan usai melakukan pemeriksaan kesehatan di RS Hasan Sadikin, Kota Bandung, Kamis (11/1).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, TB Hasanuddin dan Anton Charliyan usai melakukan pemeriksaan kesehatan di RS Hasan Sadikin, Kota Bandung, Kamis (11/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Calon gubernur Jawa Barat (cagub Jabar) TB Hasanuddin menanggapi santai hasil survei dari Lembaga penelitian Cyrus Network terkait elektabilitas setiap pasangan calon di Pilgub Jawa Barat 2018-2023. Dalam survei ini, elektabilitas Tb Hasanuddin yang berpasangan dengan Anton Charliyan hanya 2,5 persen.

"Ya enggak apa-apa. Saya baru masuk dengan nol persen lalu ada pembandingnya, sudah diangka 8,5 persen dalam waktu dua pekan. Itu ada dua satu Cyrus dan satu lagi CSIS, di CSIS saya delapan persen," ujar TB Hasanuddin yang kerap dipanggil Kang Hasan, Selasa (6/2).

Kang Hasan mengatakan, setiap hasil survei dari berbagai lembaga survei akan dijadikan sebagai acuan oleh dirinya terkait langkahnya di Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018. Karena, ia punya pengalaman pada Pilgub Jabar 2008, Kang Agum Gumelar top disurvei tapi kalah. Begitu juga, di Pilgub Jabar 2013 Dede Yusuf juga top disurvei tapi ranking ke empat.

"Ya sudah saya jalani dengan happy-happy. Take it easy saja," katanya.

Saat ini, kata dia, popularitas dan elektabilitasnya berdasarkan survei internal mencapai 8,25 persen. "Saya ini kan baru masuk (yang paling akhir ditetapkan sebagi calon gubernur), dari 0," kata Hasanudin.

Sehingga, kata dia, ia optimistis saat pencoblosan pada 27 Juni mendatang mampu meraih 40 persen suara. "Insya Alla bisa mengejar 40 persen," katanya.

Oleh karena itu, dirinya bersama Anton Charliyan, calon wakilnya, terus bersosialisasi ke masyarakat untuk menyampaikan visi dan gagasan kepemimpinannya. "Mohon izin ke masyarakat. Kalau saya ada manfaatnya, mohon dipilih," katanya.

Kang Hasanuddin pun, meminta para kader dan simpatisannya tidak menggunakan cara-cara yang salah dalam mengampanyekannya. Terlebih, menurutnya pada era digital saat ini berbagai potensi konflik rentan terjadi jelang pesta demokrasi ini.

"Saya meminta ke seluruh kader tak bermain fitnah di medsos. Kalau ada, yang menyebabkan disintegrasi, serahkan ke penegak hukum," katanya.

Pada hari yang sama, pasangan Hasanudin-Anton ini mendapat dukungan dari sejumlah santri yang tergabung dalam Komite Pergerakan Pemuda, Santri, dan Mahasiswa Jawa Barat (KPPSM). Dalam memberikan dukungan ini, mereka melakukan longmarch dari Tugu KH Zaenal Mustofa di Kota Tasikmalaya dan berakhir di Kota Bandung.

Koordinator KPPSM, Dede Heri, mengatakan, dukungannya ini merupakan bentuk kepercayaan dari generasi muda terhadap pasangan tersebut. Dia pun berharap, pelaksanaan pesta demokrasi ini sebagai momentum untuk perbaikan pembangunan.

"Pilgub Jabar jangan hanya jadi prosedur demokrasi untuk mengganti kekuasaan. Tapi untuk melahirkan pemimpin terbaik," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement