Selasa 06 Feb 2018 17:08 WIB

Mentan Klaim Harga Gabah Berangsur Turun

Pemerintah membentuk tim penyerapan gabah di seluruh wilayah Indonesia.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Pertanian Amran Sulaiman melakukan panen raya dan mengawal harga gabah di petani Desa Pangumbahan Kecamatan Ciracap Kabupaten Sukabumi Selasa (6/2) siang.
Foto: dok. Humas Kementerian Pertanian
Menteri Pertanian Amran Sulaiman melakukan panen raya dan mengawal harga gabah di petani Desa Pangumbahan Kecamatan Ciracap Kabupaten Sukabumi Selasa (6/2) siang.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Harga gabah di tingkat petani terus mengalami penurunan. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bahkan menemukan adanya harga Rp 3.800 per kilogram (kg) Gabah Kering Panen (GKP) di Sukabumi.

Mentan menuturkan, di Desa Mancagahar, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat harga gabah turun hingga Rp 700 per kg. "Kemudian di Sumsel, Jawa Timur juga demikian, Jawa Tengah turun seperti itu," ujarnya saat melakukan panen di Desa Mancagahar, Selasa (6/2).

Mendengar kenyataan harga yang terus turun, pihaknya membentuk tim penyerapan gabah atau Serap Gabah Petani (Sergap) di wilayah Indonesia. Hal tersebut dilakukan agar petani tidak mengalami kerugian. Tim tersebut terdiri dari Bulog, perbankan, Babinsa, perbankan dansemua pihak yang bersinergi menyerap beras petani.

"Kita tidak boleh biarkan petani merugi karena mereka ujung tombak produksi," kata dia.

Ia melanjutkan, Bulog ditargetkan untuk menyerap 2,2 juta ton beras nasional atau 4,4 juta ton gabah hingga Juni ini. Ada empat harga penyerapan gabah yang bisa dilakukan Bulog untuk menyerap gabah petani. Hal ini guna memastikan petani tidak rugi.

Ia menjelaskan, empatjenis harga pertama, harga diluar kualitas. Dengan jenis harga ini, ada fleksibilitas untuk kadar air yang tinggi. Batas 30 persen sudah dipasang Kementan melalui Permentan yang dikeluarkan tahun lalu.

Kedua adalah pembelian gabah sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yakni Rp 3.750 per kilogram (kg). Bulog juga diberikan fleksibilitas harga 10 persen di atas HPP.

Hal ini dilakukan jika harga gabah di tingkat petani sedang tinggi dan enggan dijual rendah. Lalu yang keempat adalah penyerapan gabah untuk komersil. "Harganya tinggal diskusinya Bulog dengan tim Sergap dan petani," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement