REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menyebut bahwa kebakaran hutan saat ini masih terjadi di beberapa titik, salah satunya di Provinsi Riau dan Sumatera Utara, serta perbatasan di Riau dan Sumatera Barat. Dari catatannya, titik kebakaran hingga awal Februari telah mencapai 33 titik.
Namun, jumlah ini masih sangat kecil dibandingkan dengan jumlah titik pada awal 2017 yang mencapai 101, dan 2016 hingga 199 titik panas. Meski kecil semua pihak mesti mewaspadai kebarakan tersebut karena bisa berpotensi menjadi titik api yang besar dan terus menyebar.
"Contohnya Riau kemarnin ada kebakaran sedikit, di Sumbar juga ada tapi titik- titik kecil sudah langsung dimatikan," ujar Rini usai rakor Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Istana Negara, Selasa (6/2).
Rini pun meminta pemerintah daerah yang di daerahnya sudah mulai terlihat titik kebarakan agar bisa mengontrol secara teratur oleh unit observasi yang telah dibentuk seperti dari Kepolisian, TNI, BMKG, BNPB, dan Dinas Kehutanan. Masing-masing lembaga ini pun sudah memiliki prosedur standar yang akan dijalankan setiap instansi dengan harapan tahun 2018 Karhutla bisa semakin baik dicegah dan ditangani.
Rini pun telah melakukan koordinasi dengan Gubenur Sumatera Selatan (Sumsel) terkait dengan potensi kebakaran. KLHK meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel untuk bisa mewaspadai desa-desa yang memiliki titik api agar bisa mencegah asap kebakaran merangsak ke Jakabaring.
"Itu ada 61 desa (Sumsel), Jambi juga ada 101 desa. Saya juga bicara dengan Gubernur Jambi, dengan Dandrem, saya titip tolong hati-hati banget untuk Asean Games," ujarnya.