Selasa 06 Feb 2018 20:58 WIB

Konsumsi Mendominasi, Pemerintah Diminta Genjot Ekspor

Struktur perekonomian Indonesia pada 2017 didominasi oleh konsumsi rumah tangga.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Nidia Zuraya
Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi)
Foto: sustainabilityninja.com
Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Fithra Faisal menilai, pemerintah perlu lebih mendistribusikan komponen pembentuk struktur perekonomian Indonesia. Menurutnya, saat ini, perekonomian Indonesia masih sangat bergantung pada konsumsi rumah tangga.

Seperti diketahui, struktur perekonomian Indonesia pada 2017 menurut pengeluaran didominasi oleh konsumsi rumah tangga sebesar 56,13 persen, lalu diikuti investasi 32,16 persen, dan ekspor 20,37 persen.

"Kita sangat tergantung pada konsumsi rumah tangga. Ke depan, kita perlu mendistribusi ke variabel lain," ujar Fithra ketika dihubungi Republika, Selasa (6/2).

Ia mengatakan, komponen ekspor justru bisa tumbuh tinggi dengan capaian pertumbuhan kumulatif pada 2017 sebesar 9,09 persen. Capaian itu tertinggi dibandingkan komponen lainnya dalam perekonomian.

"Ini pelajaran pemerintah perlu lebih ekspansif, jangan mengganggu konsumsi, dan terus genjot ekspor," ujar Fithra.

Ia mengaku, salah satu kunci untuk meningkatkan kinerja ekspor adalah dengan memperbaiki sektor industri manufaktur. Meski begitu, ia mengatakan,industrialisasi membutuhkan waktu relatif panjang.

"Jangka pendeknya kita bisa mencari mitra dagang nontradisional sehingga bisa meningkatkan capaian ekspor kita," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement