REPUBLIKA.CO.ID, MALE -- Mantan Presiden Maladewa Mohamed Nasheed yang berada di pengasingan menyerukan India pada Selasa (6/2) untuk mengirim utusan yang didukung militer guna membebaskan para tahanan politik.
Seruan Nasheed itu disampaikan setelah pemerintah di negara kepulauan Samudera India tersebut memberlakukan keadaan darurat dan menangkap dua hakim senior. Maladewa, yang terkenal sebagai tempat tujuan wisata di dunia, sedang mengalami krisis politik setelah Mahkamah Agung mengeluarkan keputusan mengagetkan pekan lalu. Mahkamah mendesak sembilan pemimpin oposisi termasuk Nasheed, presiden yang dipilih pertama kali secara demokratis, dibebaskan dari tuduhan terorisme.
Nasheed, yang diberi suaka oleh Inggris setelah pemerintah mengizinkannya keluar penjara untuk menjalani pengobatan medis di luar negeri pada 2016, mengusahakan intervensi India untuk menyelesaikan krisis politik paling serius yang telah berlangsung selama beberapa tahun.
"Atas nama rakyat Maladewa kami meminta India mengirim utusan, didukung militernya, untuk membebaskan hakim dan tahanan-tahanan politik. Kami meminta kehadiran fisik," kata Nasheed, yang saat ini berada di Kolombo, dalam kicauannya di Twitter.
Ia juga mendesak Amerika Serikat memblokir transaksi finansial pemerintahan Yameen. Sejak Yameen naik ke tampuk kekuasaan pada 2013, pemerintahannya menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang berulang-ulang mengenai kebebasan berpendapat, penahanan para penetang dan kemerdekaan peradilan.