Rabu 07 Feb 2018 04:40 WIB

Aher: Jabar Siaga Satu Darurat Bencana

Gubernur Jabar menetapkan wilayah Jabar berstatus siaga satu darurat bencana.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan
Foto: Republika/Edi Yusuf
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ahmad Heryawan menetapkan wilayah Jabar berstatus siaga satu darurat bencana terutama di lokasi rawan seperti Bogor, Bandung, Cianjur, Garut dan Sukabumi. Aher mengimbau masyarakat Jabar untuk selalu waspada, khususnya yang bermukim di wilayah rawan bencana.

"Sesuai arahan BNPB bahwa sudah ditetapkan siaga satu darurat bencana terutama banjir dan longsor yang akan berlangsung sampai 31 Mei mendatang," kata Aher sapaan akrab Ahmad Heryawan usai meninjau longsor di Riung Gunung, Puncak, Kabupaten Bogor, Selasa (6/2).

Aher menyebutkan ada banyak titik rawan bencana di wilayah Jawa Barat terutama wilayah Bandung, Bogor, Garut, dan Cianjur. Menurutnya, Jawa Barat hadir sebagai kawasan vulkanik muda yang subur tetapi rawan dengan bencana. Sehingga masyarakat diimbau sadar diri, secara kultur tanah memang rawan longsor termasuk gempa yang merata terjadi di seluruh pulau Jawa.

"Kami meminta masyarakat selalu waspada, hindari tempat rawan bencana. Jika kemudian sudah teridentifikasi bencana, silahkan berkoordinasi dengan aparat terkait, ada satgas siaga di bawah BPBD," katanya.

Aher mengatakan longsor yang terjadi di beberapa lokasi terus ditangani, begitu juga mitigasi bencana terus dilakukan, sembari mengimbau masyarakat untuk tetap waspada selama puncak musim hujan.

Terkait longsor di kawasan Puncak, ada beberapa titik yang mengalami longsor sehingga mengakibatkan jalur Puncak tertutup untuk berbagai jenis kendaraan. Upaya penanganan sangat tergantung pada cuaca, jika cuaca esok hari nisa panas, penanganan jalur Puncak akan lebih cepat.

"Tapi kalau hujan terus seperti saat ini, dan curah hujan di atas rata-rata akan sulit," katanya.

Tapi lanjutnya, Ditjen Perhubungan Darat telah menetapkan perbaikan ruas jalan yang tertimpa longsor akan berlangsung selama 10 hari. Adanya upaya tersebut perlu untuk disosialisasikan kepada masyarakat, karena akan mengakibatkan pergerakan barang dan jasa terganggu.

"Memang ada jalur alternatif di Sukabumi, ke Jonggol atau Padalarang. Tapi jalur Sukabumi sudah padat, jika ditambah lagi pengalihan arus," katanya.

Untuk karena itu, lanjut Aher, tim akan terus bekerja dengan cepat untuk menyelesaikan mitigasi bencana, khususnya upaya menormalkan jalur Puncak agar bisa dilalui.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement