REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bidang Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga akan meningkat pada 2018. Hal itu berkat dorongan gelaran sejumlah ajang tingkat internasional dan nasional seperti Asian Games, pertemuan tahunan Bank Dunia-Dana Moneter Internasional, dan Pilkada serentak.
"Seluruh event-event itu akan meningkatkan konsumsi rumah tangga pada 2018," ujar Iskandar ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (6/2).
Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS),konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,95 persen sepanjang 2017 atau lebih rendah dari total pertumbuhan ekonomi 2017 yang sebesar 5,07 persen. Meski begitu,Iskandar menilai, pertumbuhan konsumsi rumah tangga Indonesia tidak terlalu buruk. Ia mengklaim pertumbuhan konsumsi rumah tangga bisa tercatat tumbuh lebih baik jika BPS bisa menyertakan data konsumsi dalam sektor digital atau daring.
"Sebenarnya kalau konsumsi rumah tangga ditambahkan konsumsi rumah tangga via online, pertumbuhannya bisa 5,1 persen. Tapi transaksi tersebut sulit didapatkan BPS. Hal tersebut tercermin dari share konsumsi rumah tangga yang relatif tetap 56 persen," ujar Iskandar.
Selain itu, kata Iskandar, pemerintah akan meningkatkan konsumsi rumah tangga lewat proyek padat karya untuk pembangunan infrastruktur desa yang berasal dari dana desa. Dengan penyaluran yang lebih tepat sasaran, ujarnya, pemanfaatan dana desa sebesar Rp 60 triliun pada 2018 diharapkan bisa lebih meningkatkan daya beli masyarakat perdesaan.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, Iskandar meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai target yakni tumbuh sebesar 5,4 persen.
"Iya benar kita optimis bisa mencapai target karena pada saat kita memproyeksikan sudah mempertimbangkan faktor-faktor tersebut," ujar Iskandar.