REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Pasukan Amerika Serikat mulai mengurangi jumlah tentaranya di Irak setelah pemerintah Irak mengumumkan kemenangan atas kelompok ISIS, Senin (5/2).
Pasukan Irak yang didukung koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat tahun lalu merebut seluruh wilayah yang dikuasai kelompok ISIS pada 2014 dan 2015, termasuk kota bagian utara, Mosul, yang berfungsi sebagai ibu kota de fakto militan.
"Pasukan Amerika Serikat mulai mengurangi jumlah mereka saat kemenangan telah diraih atas Daesh (ISIS). Koordinasi terus berlanjut, untuk memelihara bantuan (Amerika Serikat) kepada pasukan Irak sesuai dengan kebutuhan mereka," kata juru bicara pemerintah merujuk pada kelompok militan itu.
Amerika Serikat diyakini memiliki sekitar 7.000 tentara di Irak, meski Pentagon hanya mengakui 5.200 tentara. Pasukan tersebut kebanyakan melatih dan memberi saran kepada pasukan Irak.
Al Baghdadi Jadi Orang Paling Dicari di Irak
Dalam sebuah pernyataan, koalisi tersebut mengatakan akan mengalihkan fokusnya di Irak dari memungkinkan operasi tempur kepada upaya mempertahankan kemenangan militer dari militan. "Koalisi akan menyesuaikan pasukan kita untuk berkonsultasi dengan mitra Irak kita guna memastikan kekalahan abadi Daesh," kata direktur operasi koalisi Brigadir Jenderal Jonathan Braga.
Braga mengatakan meski ada perubahan komposisi pasukan, koalisi akan mempertahankan kemampuan dan kehadiran untuk terus melatih, menasihati dan melengkapi pasukan Irak guna memastikan kelompok ISIS tidak muncul kembali.
Pejabat Amerika Serikat mengatakan sementara kelompok ISIS telah kehilangan sebagian besar wilayah yang pernah dikuasai di Irak dan Suriah, ada kekhawatiran tentang petempur yang tersisa kembali kepada taktik pemberontakan.
Sementara itu menurut Xinhua, pasukan keamanan Irak pada Januari menewaskan seorang pemimpin terkenal ISIS di Provinsi Diyala, Irak Timur, sementara militer Irak mulai mundur dari daerah kota di provinsi tersebut.
Kepala Komite Keamanan Provinsi Sadig Al-Husseini mengatakan dinas Intelijen Irak, yang bertindak berdasarkan laporan intelijen, menewaskan pemimpin ISIS Abu Ayed di Provinsi Diyala. Dia tewas selama operasi di satu daerah di gugusan Gunung Himreen di sebelah utara Ibu Kota Provinsi Baquba, yang terletak sekitar 65 kilometer di sebelah timur laut Baghdad.
Kepala Komite Keamanan Kota Kecil Abu Saida, Awad Ar-Rubaie mengatakan prajurit militer Irak pada Kamis mulai mundur dari kota besar dan kecil di Diyala ke daerah di luar daerah permukiman sejalan dengan keputusan pemerintah untuk mengalihkan keamanan ke pasukan polisi. Pasukan militer Irak akan menarik personel dari kota besar dan kota kecil sesuai dengan penilaian situasi keamanan internal mereka setelah memastikan kehadiran pasukan pengganti polisi ditempatkan.