REPUBLIKA.CO.ID, Setelah diam-diam mengubah logonya, Subway dengan berani menegaskan tengah mempersiapkan aplikasi sertifikasi halal dari Dewan Agama Islam Singapura (MUIS). Langkah Subway itu menuai reaksi beragam dari warga net di halaman Facebook-nya. Beberapa warga net mengklaim akan memboikot Subway.
Berbicara kepada Marketing-Interactive.com pada Rabu (7/2), kepala pemasaran wilayah Asia Tenggara/ Hong Kong/Macau, Michelle Lee menjelaskan langkah tersebut merupakan arahan strategis yang diambil untuk Singapura dalam menanggapi kebutuhan konsumen. ia mengatakan langkah tersebut merupakan hasil umpan balik dan peninjauan kembali menu yang ada untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan lebih baik.
“Kami ingin masyarakat luas di Singapura merasakan brand (merek) kami,” kata Lee.
Lee menjelaskan, perusahaan tidak memperkirakan adanya dampak signifikan dari uji pasar terhadap produk non-babi. Perusahaan mengamati ihwal bagaimana tamu memilih rasa berbeda dari menu yang bertentangan dengan resep yang menampilkan protein babi.
“Jika aplikasi Subway berhasil, merek tersebut tampaknya memiliki bahan komunikasi di dalam toko untuk memberi tahu pelanggan sandwich memiliki protein babi," tutur Lee.
Ia juga meminta staf menginformasikan pada pelanggan, sandwich mana yang terpengaruh oleh perubahan protein non-babi berdasarkan pesanan.
Ini bukan pertama kalinya topik Subway mendapatkan sertifikasi halal didiskusikan secara daring. Pada 2008, perusahaan sandwich tersebut memenuhi permintaan konsumen Muslim untuk membuat menunya bersertifikat halal. Mengutip biaya operasional dan kenaikan harga yang tinggi, merek tersebut tidak dapat memperoleh sertifikasi pada saat itu.
“Subway berkomitmen penuh melayani pelanggan dengan produk aman dan berkualitas yang memenuhi atau melampaui persyaratan global kami. Kami telah menjelajahi konversi halal dan ingin melakukannya dengan benar,” ujar Lee.
Direktur eksekutif OgilvyNoor Singapura Q Akashah beranggapan langkah mendapatkan sertifikasi halal akan membantu memperluas basis pelanggan Subway. Hal itu didasarkan suka cita komunitas Muslim menyambut sertifikasi halal.
“Langkah Subway beralih halal di London beberapa tahun lalu mendapat reaksi balasan, tapi masuk akal dalam bisnis. Pelanggannya bukan hanya penduduk setempat, tapi juga banyak pengunjung Muslim (seperti kita dari Singapura) yang menggurui sendi halalnya,” ujar Q Akashah.