REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memiliki visi melestarikan aliran sungai yang mengalir di Kota Bandung. Salah satunya aliran Sungai Cikapundung yang membentang membelah Kota Bandung.
Bantaran sungai kerap menjadi obyek kumuh karena diisi bangunan-bangunan liar. Ditambah perilaku warga yang membuang sampah sembarangan sehingga menyebabkan aliran sungai kotor dan banjir.
Revitalisasi bantaran sungai menjadi program Pemkot Bandung sejalan dengan visi Citarum Harum yang digaungkan Pemprov Jawa Barat. Salah satunya dengan membuat ruang terbuka hijau di bantaran sungai.
Rabu (7/2), Wali Kota Bandung Ridwan Kamil meresmikan ruang terbuka hijau di bantaran Sungai Cikapundung di Kelurahan Pasirluyu, Kecamatan Regol. Ruang Terbuka Hijau (RTH) berbentuk taman ini diberi nama Taman Alun-Alun Regol.
Taman dibangun membentang sepanjang satu kilometer di bantaran sungai. Kawasan yang awalnya tidak terawat ini disulap menjadi alun-alun yang dikelilingi pepohonan rindang dan fasilitas pendukung seperti kolam air, gazebo, dan taman bunga. Suara gemericik aliran sungai menambah kesejukan taman.
Ridwan Kamil mengatakan di bawah kepemimpinanya, Pemkot Bandung memang bertekad menata kawasan yang menjadi aliran sungai. Agar tidak menjadi kawasan kumuh dan tidak terawat.
"Revitalisasi ini bagian dari komitmen Pemkot Bandung terhadap Citarum yg harus bersih. Karenanya anak-anak sungai di Bandung kita rapikan, bersihkan dengan berbagai program," kata Ridwan usai peresmian.
Menurutnya bantaran sungai bisa diubah menjadi ruang publik sekaligus RTH. Sehingga selain nyaman bagu masyarakat tapi juga bagian pelestarian alam.
"Mudah-mudahan sungai bersih, Citarum bersih, di mana ada ruang terbuka hijau di sepanjang aliran-aliran sungai itu akan kita rapikan dijadikan ruang publik seperti yang saya resmikan hari ini," ujarnya.
Selain taman di bantaran sungai, pria yang akrab disapa Emil ini juga mendorong adanya alun-alun di setiap kecamatan. Termasuk taman-taman kecil di RW. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan masyarakat dan arena berekreasi serta tambahan ruang terbuka hijau.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Arief Prasetya menyebutkan pembangunan Taman Alun-Alun Regol dibagi menjadi dua tahap. Tahap satu yang telah diselesaikan dan diresmikan ini sepanjang 600 meter menghabiskan biaya Rp 20,94 miliar yang ditambah Rp 5 Miliar dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum. Sementara tahap dua sepanjang 400 meter akan dilanjutkan pada tahun ini.
Arief mengatakan taman ini dibangun selain sebagai RTH juga menjadi pusat kegiatan sosial dan wisata. Sebab fasilitasnya dilengkapi untuk kebutuhan kegiatan warga yang nyaman.
"Kajiannya yakni penataan sungai Cikapundung yang dinilai memiliki bentang alam potensial sebagai pusat kegiatan sosial edukasi rekreasi dan wisata. Ada vegetasi dan terdapat air terjun yang dilestarikan," tutur Arief.
Ia menyebutkan Taman Alun-Alun Regol dilengkapi kawasan vegetasi pepohonan rindang dan bunga, terdapat bidang datar untuk kegiatan warga, serta kolam air cetek yang bisa digunakan anak-anak bermain air. Arief mengungkapkan untuk pengelolaan taman, dibentuk paguyuban yang merupakan forum warga sekitar. Paguyuban yang diberi nama Pamacan itu diberi kewenangan mengelola parkir dan toilet di taman.
"Kita serahkan toilet dan parkir dikelola. Sebagai antisipasi timbulnya anggaran di APBD," ujarnya.
Selain Taman Alun-Alun Regol, Pemkot juga meresmikan Taman Bhineka Tunggal Ika di RW 04 Kecamatan Lengkong. Taman di tengah-tengah pemukiman tersebut juga menjadi ruang publik dan area bermain.