REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Zumi Zola Zulkifli mengatakan tetap menjalankan tugasnya sebagai Gubernur Jambi, meski telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus dugaan suap proyek di provinsi tersebut. Zumi menyatakan menyerahkan kasus hukum yang menimpanya kepada tim kuasa hukumnya
"Bahwa saya mengikuti dan menghormati semua tahapan, atau proses hukum. Saya sebagai gubernur akan menjalankan tugas, " ujar Zumi kepada wartawan usai mengikuti rapat koordinasi (Rakor) kepala daerah se-Indonesia di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (7/2).
Zumi melanjutkan, dia sudah berkomunikasi dengan Mendagri Tjahjo Kumolo terkait pemerintahan di Jambi. Sementara itu, mengenai kasus hukumnya, Zumi menyerahkan kepada kuasa hukumnya.
"Tadi saya sudah bicarakan dengan Pak Mendagri, baik itu soal kedinasan, soal kementerian maupun juga di Jambi dan untuk pembicaraan informasi lebih lanjut silakan teman-teman bicara dengan kuasa hukum saya Muhammad Farizi, " tegasnya.
Sebelumnya, Zumimenghadiri rapat kerja dengan kepala daerah seluruh Indonesia di Hotel Bidakara, pada Rabu pagi. Zumi Zola tampak banyak menunduk selama menjalani Rakor bersama sejumlah menteri dan panglima TNI tersebut.
Begitu datang di Bidakara gubernur yang saat ini menjadi tersangka KPK atas kasus suap beberapa proyek di Jambi ini sempat ditanya oleh awak media. Namun, ajudannya menghalangi wartawan. "Bapak mau Rakor, bapak mau Rakor," kata ajudan tersebut.
Zumi lantas mengikuti Rakor dan duduk satu meja dengan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan dan Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noordin. Ketiganya duduk di sebelah kanan depan bersama dengan kepala daerah lainnya.
Pantauan Republika.co.id, Zumi yang mengenakan batik warna cokelat-ungu, banyak menunduk sepanjang acara rakor berlangsung. Selain itu, Zumi pun tampak tidak berinteraksi dengan Aher maupun Alex Noordin. Zumi tampak diam dan menunduk mendengarkan penjelasan dari Mendagri Tjahjo Kumolo, Menkopolhukam Wiranto dan Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto. Zumi hanya sesekali mendongak ketika memperhatikan materi, atau ketika namanya dipanggil oleh Mendagri.
