Rabu 07 Feb 2018 14:23 WIB

Beras Impor Masuk Gudang, Bulog Tetap Serap Panen Petani

Penyerapan beras petani sesuai instruksi presiden yakni sebanyak-banyaknya.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nur Aini
Pekerja mengemas beras hasil pembelian dari petani di Gudang Bulog Subdivre Serang, di Serang, Banten, Jumat (19/1). Bulog setempat tahun 2017 hanya mampu menyerap 37 ribu ton beras petani dari target sebanyak 42 ribu ton karena terkendala cuaca dan fluktuasi harga yang tinggi seperti saat ini gabah petani dijual seharga Rp5.500 sedang standar pembelian di Bulog hanya Rp3.900 per kilogram.
Foto: Asep Fathulrahman/Antara
Pekerja mengemas beras hasil pembelian dari petani di Gudang Bulog Subdivre Serang, di Serang, Banten, Jumat (19/1). Bulog setempat tahun 2017 hanya mampu menyerap 37 ribu ton beras petani dari target sebanyak 42 ribu ton karena terkendala cuaca dan fluktuasi harga yang tinggi seperti saat ini gabah petani dijual seharga Rp5.500 sedang standar pembelian di Bulog hanya Rp3.900 per kilogram.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog memastikan akan tetap menyerap hasil panen petani meski mendapat pasokan beras impor. Sebab, beras impor akan masuk ke gudang Bulog dan baru akan dikeluarkan untuk stabilisasi atas perintah Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas).

Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Siti Kuwati mengatakan, beras impor tersebut tidak langsung didistribusikan atau masuk ke pasar. Sementara Bulog akan tetap menyerap hasil panen sesuai ketentuan instruksi Presiden sebanyak-banyaknya.

"Jadi tidak perlu khawatir, Bulog punya 1.400 lebih unit gudang yang tersebar di 26 Divisi Regional dengan kapasitas simpan seluruhnya kurang lebih 4 juta ton," ujar dia, Rabu (7/2).

Sebelumnya, pemerintah mengeluarkan perizinan impor beras sebanyak 500 ribu ton kepada Bulog. Penugasan importasi beras kepada Bulog tersebut dilakukan berdasarkan rakortas antarlembaga dan diperuntukkan untuk keperluan umum.