REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa pengungsi terdampak banjir Sungai Ciliwung yang meluap satu per satu kembali dan mulai membersihkan rumah mereka. Lumpur yang membekas di lantai-lantai rumah para pengungsi disiram air agar kembali bersih dan layak ditempati.
Rumah-rumah yang berada di bantaran kali sepanjang Pintu Air Manggarai terdampak banjir di tiga RT yaitu Rt 1, Rt 2, dan Rt 3 di Rw 4 Kelurahan Manggarai Utara Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan.
Ketua Rt 3, Sunjaya mengatakan, warga-nya masih banyak yang mengungsi di posko Mushala. Beberapa sudah kembali membersihkan rumah masing-masing. "Di Rt 3 ada 128 jiwa, sekitar 42 KK yang mengungsi. Beberapa diantaranya sudah kembali, tapi suka balik-balik lagi, karena air masih terus turun naik," ujarnya di Manggarai, Rabu (7/2).
Menurut relawan posko setempat, Dedi, Rt 1 paling banyak terdampak banjir, yakni 300 jiwa. Sebagian sudah banyak yang kembali ke rumah membersihkan rumah.
Pantauan Republika.co.id, beberapa warga mulai mengangkat barang kembali dan membersihkan lantai-lantai rumah mereka. Beberapa peralatan rumah tangga banyak yang hancur terkena air. Salah satu warga, Eti (55) mengatakan, rumah dua petak yang mereka tinggali sudah terbiasa terdampak banjir. Namun, kata Eti, kali ini yang paling parah.
Para warga yang telah puluhan tahun tinggal di bantaran kali Ciliwung sudah tak asing dengan banjir akibat luapan sungai. Akan tetapi, ini tak kunjung membuat mereka ingin berpindah.
"Kalau ada gantinya tidak apa-apa, tunggu digusur dulu," kata Didi Subandi, warga Rt 3 sambil membersihkan lumpur rumahnya.
Beruntung di posko pengungsian, warga terdampak banjir tak perlu risau memikirkan makanan dan peralatan lainnya. Mereka mendapatkan pasokan bahan makanan dari Dinas Sosial DKI yang dimasak sendiri oleh ibu-bu dari RT 1.
"Bahan-bahannya dari Dinas Sosial DKI, sembako lengkap, baju-baju, selimut. Mudah-mudahan nggak hujan lagi di Bogor, biar nggak ngaruh ke sini," kata Eti yang juga menjadi salah satu juru masak di posko.