Rabu 07 Feb 2018 21:32 WIB

Sekda DKI: Bantaran Ciliwung Harus Bebas dari Rumah

Pemprov DKI menargetkan tahun ini terus menjalankan pengerjaan dinding turap.

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Andri Saubani
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan(kiri) melakukan peninjauan ke wilayah yang terkena banjir di Gang Arus, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (6/2).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan(kiri) melakukan peninjauan ke wilayah yang terkena banjir di Gang Arus, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (6/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov DKI Saefullah menilai, solusi jangka panjang penanganan banjir yang terjadi di Ibu Kota adalah menormalisasi Sungai Ciliwung. Semua rumah yang ada di bantaran kali harus dipindahkan agar tidak mengganggu jalannya air.

"Jangka panjangnya, Ciliwung ini bantarannya mesti bebas dari rumah-rumah, bangunan liar itu pasti ya (dipindah). Saya rasa nggak bisa ditawar itu," kata Saefullah di Balai Kota, Rabu (7/2).

Menurutnya, normalisasi Sungai Ciliwung sudah terhitung terlambat. Harusnya, kata dia, kali itu idealnya seperti banjir kanal timur (BKT) saat ini.

Dia berharap pada tahun ini Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) terus menjalankan pengerjaan sheet pile atau dinding turap. Pemprov DKI, kata dia, bertugas menyiapkan lahan alias pembebasan.

"Jadi ada aliran tengahnya, ada bantarannya ada sheet pile-nya, ada inspeksi itu. Jadi dua hingga lima tahun lalu (Kali) Pesanggrahan itu lebih dahsyat dari Ciliwung. Tapi kali ini Ciliwung lebih dahsyat dari Pesanggrahan," ujar dia.

Saefullah menambahkan, yang menjadi pekerjaan rumah selanjutnya adalah meyakinkan masyarakat bahwa itu adalah pilihan terbaik. Mengacu ke penataan kota besar di manapun, kata dia, rumah yang berada sungai memang harus digeser. Dia meyakini, warga akan bisa menerima penjelasan yang dilakukan secara persuasif.

"Kita harus sampaikan bapak ibu harus pindah. Ini sudah kita siapkan tempatnya. Tidak jauh dari sini. Kalau nggak mau, diajak terus pasti mau. Pasti mau ya, kan pendekatannya dengan hati," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement