Rabu 07 Feb 2018 21:54 WIB
Rep: Priyantono Oemar/ Red: Sadly Rachman
REPUBLIKA.CO.ID, DEMAK -- Sri Umroh adalah gambaran getir perempuan nelayan di Purworejo, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Tinggal di rumah kayu dan bambu berlantai tanah, Sri harus mearawat suaminya yang sakit jantung dan mencari kepiting sendirian di saat suami sakitnya kambuh.
Rumah Sri berukuran sekitar dua setengah meter kali lima meter, terbagi ruang depan, ruang tengah dan ruang dapur. Beralas tikar, suami Sri, Budi Suratno, tidur di ruang depan, Sri dan anaknya tidur di ruang tengah. Saat hujan, mereka harus mendapati atap asbes yang bocor.
Matahari belum menampakannya sinarnya, Sri sudah harus bangun pukul 03.00 dini hari untuk menyiapkan keperluan rumah tangga, termasuk memasak untuk anaknya sebelum berangkat sekolah.
Sebelum berangkat mencari kepiting, Sri pun menyiapkan sarapan untuk suaminya yang sedang lemah. Sudah tujuh tahun terakhir suaminya kena penyakit jantung.
Dengan sampan tua yang sudah bocor tipis, Sri harus memeriksa 50 jebakan kepitingnya sendirian. Namun, ia tak berani mendekati pantai sendirian. Jika bersama suami, ia berani mencari kepiting hingga pinggir pantai.
Tebersit keinginan Sri memiliki sampan yang nyaman. Tetapi apa daya, usahanya mencari kepiting hanya cukup untuk hidup sehari-hari. Satu kepiting besar bisa ia jual dengan harga Rp 15 ribu, kepiting kecil hanya laku 10 ribu per kilogramnya. Memeriksa jebakan kepiting pagi dan sore, ia hanya mendapat enam-tujuh kepiting.
Sri berharap bisa mendapat kartu nelayan untuk mengurus asuransi nelayan. Tujuh bulan menunggu, pekan ini surat keterangan pengganti KTP-el yang mencantumkan pekerjaan nelayan sudah jadi.