Kamis 08 Feb 2018 05:17 WIB

Gempa Kedua Guncang Taiwan, Tawaran Bantuan Cina Ditolak

Gempa bumi kedua yang datang kurang dari 24 jam setelah gempa bumi pertama.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas SAR mencari korban yang selamat di sebuah gedung apartemen yang roboh di Hualien, Selatan Taiwan, Rabu (7/2).
Foto: Chiang Ying Ying/AP
Petugas SAR mencari korban yang selamat di sebuah gedung apartemen yang roboh di Hualien, Selatan Taiwan, Rabu (7/2).

REPUBLIKA.CO.ID, HUALIEN -- US Geological Survey mencatat ada lebih dari 180 gempa susulan (aftershock) setelah gempa berskala 6,4 SR melanda Hualien, Taiwan, Selasa (6/2) malam. Setelah lebih dari 180 aftershock terjadi, gempa bumi kedua kembali mengguncang Hualien dengan skala 5,7 SR. Namun belum diketahui dampak gempa kedua ini.

Gempa bumi kedua yang datang kurang dari 24 jam setelah gempa bumi pertama ini terjadi pada Rabu (7/2) malam pukul 23.21 waktu setempat. Gempa bumi kedua ini terjadi di titik yang sama seperti gempa bumi pertama yang terjadi pada Selasa.

Gempa bumi kedua terjadi ketika pihak berwenang masih melakukan pencarian 67 orang yang hilang di Hualien setelah gempa bumi pertama. Orang-orang yang hilang tersebut diyakini masih terjebak di dalam reruntuhan bangunan yang rusak.

Central Emergency Operation Centre mengungkapkan ada empat gedung di Hualien yang ambruk karena gempa bumi pertama. Sebanyak 52 orang yang hilang diyakini terjebak di dalam gedung Yun Men Tsui Ti yang merupakan komplek perumahan komersial besar.

Lantai satu dan tiga dari gedung Yun Men Tsui Ti terlihat hancur akibat gempa bumi pertama. Kondisi ini membuat gedung berlantai 12 ini berada dalam posisi kemiringan yang curam.

Gedung lain yang terdampak gempa adalah Hotel Marshal berlantai 11. Lantai bawah dari Hotel Marshal juga terlihat ambruk akibat gempa.

Beberapa bagia Jalan Raya Suhua yang menghubungkan Ilan dan Hualien juga mengalami kerusakan parah. Retakan-retakan terlihat di jalanan-jalanan dan jembatan-jembatan sehingga menyebabkan akses terhambat pada beberapa kasus.

Tak hanya itu, kerusakan pipa gas juga terdeteksi setelah gempa terjadi. Meski listrik sudah kembali mengalir, lebih dari 31 ribu keluarga terdampak juga tidak bisa mendapatkan akses air.

Menurut Kementerian Luar Negeri Taiwan, ada satu turis Cina yang tewas akibat gempa Hualien. Selain itu, ada sembilan warga negara Jepang yang mengalami luka namun tidak mengancam nyawa. Sebanyak 14 warga negara Korea Selatan dan negara lain juga mengalami luka.

Sejauh ini, setidaknya bencana gempa Hualien menjatuhkan tujuh korban jiwa dan menyebabkan 275 orang mengalami luka-luka. Seperti dilasir South China Morning Post, sebanyak 67 orang masih belum ditemukan pascagempa.

Cina sempat menawarkan bantuan untuk mencari para korban gempa yang hilang. Taiwan mengapresiasi sekaligus menolak tawaran bantuan Cina dengan alasan mereka tidak memerlukan personel tambahan dalam tim pencarian. "Saat ini, kami memiliki Kami sangat mengapresiasi tawaran mereka, tapi sejauh ini kami tidak membutuhkan bantuan mereka," ujar Wakil Ketua Mainland Affairs Council Chiu Chui Cheng.

Chiu menepis anggapan bahwa penolakan ini membuat Taiwan melewatkan kesempatan untuk mencairkan hubungan Taiwan-Cina yang sempat menegang. Chiu mengatakan bencana alam tidak seharusnya digunakan sebagai jembatan untuk hubungan politik. "Pada dasarnya ini bencana alam dan upaya penyelamatan melibatkan upaya kemanusiaan. Tidak seharusnya digunakan sebagai (jembatan) untuk koneksi politik," tegas Chiu. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement