Kamis 08 Feb 2018 08:50 WIB

Sepupu Jauh Presiden Meksiko Ditembak Mati

Meksiko dilanda gelombang pembunuhan paling ganas.

Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto
Foto: Youtube
Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY --  Sepupu jauh Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto terbunuh di kota asal pemimpin itu, Atlacomulco di negara bagian Meksiko, kata jaksa penuntut umum dan kantor presiden pada Selasa (6/2).

Kantor kejaksaan mengonfirmasi Maximino Montiel Pena ditembak mati pada akhir pekan, namun tidak memberikan perincian lebih lanjut dan keadaan sebenarnya tidak jelas. Kantor Pena Nieto menegaskan Montiel adalah sepupu jauh dari presiden.

Arti penting Kota Atlacomulco bagi Partai Revolusioner Institusional (PRI) memunculkan "Atlacomulco Group," yang telah menghasilkan tujuh gubernur dari negara bagian itu, termasuk Pena Nieto sendiri. Gubernur negara bagian Meksiko saat ini Alfredo del Mazo adalah sepupu jauh lainnya dari Pena Nieto yang berasal dari kelompok yang sama.

Negara bagian itu yang mengelilingi Kota Meksiko telah menjadi salah satu negara bagian yang paling ganas di tengah gelombang pembunuhan di negara tersebut. Tahun lalu lebih dari 2.300 orang terbunuh di negara bagian itu, lima persen lebih banyak dari tahun sebelumnya.

Tercatat lebih dari 25 ribu pembunuhan di Meksiko yang dilanda perang antarkelompok narkotika pada 2017, catatan tahunan tertinggi sejak pencatatan modern dimulai. Data kementerian dalam negeri menunjukkan penyidik membuka 25.339 perkara pembunuhan tahun lalu, naik hampir 25 persen dari penghitungan pada 2016. Itu adalah jumlah tahunan tertinggi sejak pemerintah mulai menghitung pembunuhan pada 1997.

Meksiko berjuang bertahun-tahun melawan kekerasan jalanan saat pemerintah memerangi kartel obat terlarang, yang semakin terpecah menjadi gerombolan lebih kecil dan lebih haus darah. Kekerasan menjadi persoalan pokok dalam pemilihan presiden pada Juli.

Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto menghadapi perjuangan berat untuk mempertahankan Partai Revolusioner Institusional yang berkuasa. Ada 40 persen lebih investigasi pembunuhan yang dibuka tahun lalu dibandingkan dengan tahun 2013, tahun penuh pertama Pena Nieto menjabat.

Meksiko sebelumnya membantah klaim Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa Meksiko adalah negara yang paling berbahaya di dunia. Sementara itu beberapa waktu lalu, Seorang wartawan dibunuh di Tamaulipas, negara bagian di Meksiko utara, menambah gelombang kekerasan di salah satu negara paling berbahaya bagi pekerja media.

Carlos Dominguez dibunuh di kota Nuevo Laredo, kata para pejabat negara bagian itu dalam sebuah pernyataan. Kantor Kejaksaan Agung telah melancarkan proses investigasi untuk menentukan sebab-sebab pembunuhan tersebut, termasuk apakah hal itu terkait dengan pekerjaan Dominguez sebagai wartawan, demikian pernyataan tersebut.

Dominguez adalah wartawan independen yang menulis sebuah forum politik. Dalam salah satu tulisan yang disiarkan, ia menyebut kekerasan politik berkembang menjelang pemilihan presiden pada Juli.

Gubernur Tamaulipas, Francisco Garci­a Cabeza de Vaca mengutuk pembunuhan itu dalam cicitannya di Twitter. Sedikit-dikitnya 67 pekerja media dibunuh di seluruh dunia dalam kaitan dengan pekerjaan mereka pada 2017, kata Reporters Without Borders, kelompok pembela, yang menyebut Meksiko negara paling berbahaya bagi wartawan di jagad barat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement