REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Palestina mengonfirmasi bahwa Jepang akan meningkatkan pendanaan untuk Badan Bantuan dan Perburuhan PBB (UNRWA). Selama ini, UNRWA memberikan bantuan kepada lebih dari empat juta pengungsi Palestina yang tinggal di wilayah pendudukan Palestina,Tep Barat dan Gaza, dan juga di Yordania, Lebanon dan Suriah.
Penasihat hubungan internasional Palestina Nabil Shaath juga menegaskan, Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono mengumpulkan tanda tangan legislator Jepang untuk menuntut pemerintah mengakui kenegaraan Palestina.
Pengumuman ini muncul di tengah ketegangan yang meningkat menyusul deklarasi Desember lalu oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan berjanji akan memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke kota Yerusalem yang diduduki.
Langkah tersebut telah dikecam oleh masyarakat internasional. Bahkan, di Majelis Umum PBB, juga menolak deklarasi AS tersebut meskipun ada ancaman dari Trump maupun perwakilannya di PBB, Nikki Haley, untuk memotong bantuan ke negara-negara yang memilih untuk melawan Washington.
Tindakan sepihak AS menghasilkan banyak seruan untuk mengamankan mediator yang tidak memihak untuk memulai kembali perundingan perdamaian antara Israel dan Palestina. Menurut Shaat, Jepang mendukung pembentukan kerangka kerja internasional baru untuk mengelola proses perdamaian, yang bebas dari mobopoli AS.
Seorang anak kecil berdiri di balik timbunan karung bantuan pangan UNRWA. (ilustrasi)
Sebagai tanggapan atas frustasi orang-orang Palestina atas deklarasi Yerusalem, pemerintah AS mengumumkan sebuah pemotongan besar-besaran kepada UNRWA. Jepang telah berjanji untuk meningkatkan pendanaannya dan pejabat Gaza telah mengonfirmasi bahwa Jepang akan mendanai pembangunan pabrik pengolahan air limbah yang akan menyediakan air untuk irigasi pertanian. Gaza sedang mengalami krisis air dan listrik terburuk dalam 70 tahun pendudukannya.
Sementara, seperti dilaporkan Telesur, Rabu (6/2), Belgia juga telah meningkatkan sumber daya yang diberikannya kepada UNRWA, yang menjanjikan 25 juta dolar AS selama tiga tahun ke depan.
Sejak Departemen Luar Negeri AS mengumumkan bahwa pihaknya telah memotong 65 juta dolar AS dari paket bantuan senilai 125 juta dolar AS yang diberikannya kepada UNRWA, agen PBB meluncurkan sebuah kampanye penggalangan dana global untuk melindungi hak dan martabat para pengungsi Palestina.