Kamis 08 Feb 2018 10:16 WIB

Dakwah Masjid Al Hikmah Menyasar Anak Muda

Alquran menyebut kata hijrah sebanyak 31 kali.

Rep: Agung Sasongko/ Red: Irwan Kelana
Suasana pengajian Gema Dakwah yang digelar di Masjid Al Hikmah Jakarta, Jumat (2/2).
Foto: Agung Sasongko/Republika
Suasana pengajian Gema Dakwah yang digelar di Masjid Al Hikmah Jakarta, Jumat (2/2).

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Masjid Al Hikmah, Bangka, Jakarta Selatan menjadikan Gema Al Hikmah sebagai program dakwah yang menyasar kalangan anak muda. Program tersebut merupakan upaya dari Masjid Al Hikmah untuk memperdalam khazanah pengetahuan anak-anak muda tentang Islam.

Ketua Dewan Kemakmuran Masjid Al hikmah, Fahmi Rusdy Lc MA mengatakan, program tersebut rutin digelar guna menjadikan masjid sebagai tempat memperdalam ajaran Islam. “Insya Allah akan rutin digelar,” kata Fahmi.

Dalam mengawal pelaksanakan program, seluruh pemuda dan pemudi di lingkungan masjid terlibat langsung dalam pengurusan acara. Program yang berjalan berbenntuk talkshow dengan beragam narasumber dan bahasan beragam.

Seperti Jumat  (2/2)  malam pekan lalu, Masjid Al Hikmah mengundang Mario Irwinsyah dan Ratu Anindita. Pasangan suami istri ini berbagi cerita tentang hijrah. Pada malam itu, pihak penyelenggara menyiapkan tema Hijrah Membawa Berkah sebagai topik bahasan.

Ketua Bidang Dakwah dan Kegiatan Sosial Masjid Al Hikmah, Sayyid Qutub MA, al Hafizh mengatakan, tema hijrah ini menjadi penting untuk dipahami. Hijrah banyak disebut dalam Alquran. "Sebanyak 31 kali Alquran menyebut kata hijrah," kata Sayyid Qutub ketika membuka ceramahnya.

Dikatakan hafizh Alquran ini, hijrah terbagi menjadi tiga. Pertama, hijrah fisik. Yang dimaksud adalah hijrah ini berpindah secara fisik. Dalam perjalanannya, ada motivasi hijrah di baliknya. "Apakah hijrah karena mencari pasangan, hijrah untuk mencari keuntungan, dan hijrah mencari hal lain," kata dia.

Kedua hijrah psikis. Saat hijrah, ada berbagai tanda perubahan yang dialami. Biasanya, perubahan itu menjadi olok-olok atau perhatian orang lain. Semisal, si fulan yang kemudian rajin beribadah lalu diolok-olok. "Contoh lainnya, Nabi Ibrahim yang dicibir ayahandanya terkait masalah ketuhanan. Atau kisah Nabi Musa dan Firaun," paparnya.

Terakhir, hijrah spiritual. Hijrah ini membuat seseorang menjadi takut. Apakah amalnya sedikit atau amalnya tidak diterima. “Ini yang mendorongnya untuk kemudian menjauhi maksiat. Bekerja keras untuk tidak melakukan apa yang dilarang Allah SWT,” tuturnya.

Dari tahapan inilah, kata dia,  hijrah akan dibarengi datangnya hidayah. Perlu dicatat, hidayah datang kepada siapapun yang menghendakinya. Sebagai contoh, seberapa bencinya Umar bin Khattab terhadap Rasulullah. Namun, kini beliau justru bersanding di samping Rasulullah di Madinah. "Sebejat apapun kita, ada peluang mendapat hidayah," paparnya.

Dalam surah al-Baqrah 218 disebutkan, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Dari ayat tersebut diketahui, hijrah itu adalah upaya mengharap ridha Allah.

Dijelaskannya, Rasulullah di awal kenabian telah lebih dahulu menjalani sejumlah ujian. Sejak di dalam rahim, beliau telah kehilangan bapaknya. Usia anak-anak, giliran ibunda yang meninggal dunia. Memasuki masa kenabian, istri dan paman beliau meninggal dunia.

Oleh kaumnya, dakwah yang beliau lakukan ditolak. Beliau pun dilempari batu dan dicaki-maki. "Nah ini yang membedakan dakwah Nabi Muhammad dengan nabi-nabi sebelumnya. Beliau justru meminta hidayah untuk umatnya. Beliau memilih tidak menghancurkan umatnya. Inilah yang kemudian melahirkan sahabat-sahabat yang berakhlak," kata dia.

Dijelaskannya, setelah kesulitan tersebut datanglah Isra dan Miraj. Beliau bertemu Allah dan turun perintah dakwah terang-terangan kepada istri, keluarga, dan sahabat-sahabatnya. "Di balik hijrah itu ada pemuda yang hebat di mana Ali bi Abi Thalib menggantikan Rasulullah saat hendak hijrah ke Madinah. Coba lihat zaman sekarang, apakah ada pemuda itu," kata dia.

Kajian malam itu berlanjut dengan berbagi cerita pasangan selebritas, Mario Irwinsyah dan Ratu Anandita. Berdua mereka berbagi bagaimana, kisah mereka berhijrah. Cerita diawali dengan kisah keduanya yang dahulu bermusuhan lalu berakhir dengan pernikahan. "Inilah naskah Allah yang disiapkan kepada kami," kata Mario.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement