REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah survei menemukan, lebih dari seperempat keluarga di Inggris tak memiliki dana darurat. Selain dana pensiun dan polis asuransi, 27 persen warga Inggris tak punya dana simpanan yang bisa mereka gunakan dalam keadanaan darurat.
Dari survei ING Internasional, di Inggris, 12 persen responden memiliki pinjaman personal ke bank, 27 persen memiliki utang kartu kredit, 13 persen memiliki utang kartu kredit berlebih dari batas, tujuh persen berutang kepada keluarga dan teman, dan delapan persen mahasiswa memiliki pinjaman personal ke lembaga keuangan.
Dari survei internasional yang ING lakukan, pinjaman yang paling umum dimiliki adalah pinjaman personal. Namun khusus Inggris, Turki, Australia, dan AS, porsi pinjaman kartu kredit warganya lebih besar dibanding pinjaman personal.
Ekonom senior dan Direktur Pelaksana ING, Ian Bright mengatakan, jumlah keluarga dengan tabungan terbatas mengindikasikan rapuhnya keuangan banyak orang. ''Banyak yang tak punya uang tersisa untuk ditabung di akhir bulan. Namun, ada juga yang sama sekali tak bisa menabung,'' ungkap Bright seperti dikutip The Independent, Rabu (7/2).
Bright menyatakan, karena kenaikan suku bunga di Inggris menyasar kredit konsumer, keinginan menabung nampaknya meningkat. Riset di laman Moneyfacts.co.uk pekan ini mendapati peningaktan simpanan warga pada 2018 ini nampak meningkat seiring naiknya suku bunga.
Kepala Ekonom Internasional ING, James Knightley mengatakan, saat dimana suku bunga mulai naik seperti saat ini bisa jadi momen tepat mengevaluasi keuangan rumah tangga. Bank Sentral Inggri sadar banyak orang belum merasakan masa kenaikan suku bunga di masa dewasa mereka sehingga kondisi saat ini cukup jadi ancaman.
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement