REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia sebagai penghasil kopi terbesar keempat di dunia menargetkan untuk mulai memasarkan produk kopi di pasar Vietnam yang potensial. Hal itu seperti disampaikan dalam keterangan pers KBRI Hanoi yang diterima di Jakarta, Kamis (8/2).
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Hanoi bersama dengan Viet Nam Coffee-Cacao Association (VICOFA) menggelar Forum Bisnis "Promoting Indonesia-Viet Nam Cooperation in Coffee" di Hotel Melia Hanoi.
KBRI Hanoi mengadakan forum bisnis itu agar kopi Indonesia dapat memulai sepak terjangnya di pasar Vietnam yang potensial.
Duta Besar RI untuk Vietnam, Ibnu Hadi, menyatakan bahwa forum tersebut juga bertujuan untuk mempromosikan peluang dan menjalin kerja sama dalam mencapai target perdagangan bilateral RI-Vietnam sebesar 10 miliar dolar AS pada 2020.
Total perdagangan Indonesia dan Vietnam pada 2017 naik 16,36 persen menjadi 6,5 juta dolar AS dari 5,58 juta dolar AS pada 2016.
Dengan perkiraan luas area kopi sebesar 662.200 hektar, ekspor kopi Vietnam pada 2017, termasuk biji kopi hijau, roasted and ground, dan kopi instan, naik dari 26,05 juta kantong menjadi 26,55 juta kantong.
Pasar ekspor kopi Vietnam telah diperluas ke Jerman, Amerika Serikat, Spanyol, Italia, Belgia, Polandia, Prancis, Korea, Inggris, dan Jepang. Selama 2017, Vietnam juga mengimpor biji kopi hijau, roasted and ground, dan kopi instan dari Indonesia dan Brasil.
Total impor kopi Vietnam dari Indonesia pada 2017 meningkat menjadi satu juta kantong Green Bean Equivalent (GBE) dari sebelumnya 640 ribu kantong GBE pada 2016.
Konsumsi kopi di Vietnam diprediksi meningkat dari 2,32 juta kantong GBE pada 2017 menjadi 2,93 juta kantong GBE pada 2018 karena semakin marak dan banyaknya kedai-kedai kopi di Vietnam.
Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lain, persentase volume pasar kopi di Indonesia dan Vietnam diperkirakan masing-masing mencapai 79,89 persen dan 24 persen antara tahun 2015 dan 2020.
Pada 2017, Indonesia mampu memproduksi kopi sebanyak 10,9 juta kantong GBE. Konsumsi kopi sebesar 3,32 juta kantong GBE, sedangkan sisanya untuk ekspor mancanegara.