REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pemerintah Lebanon memperingatkan Israel untuk tidak membangun tembok perbatasan di tanah miliknya. Lebanon tak akan tinggal diam bila Israel mengabaikan peringatan tersebut dan tetap meneruskan rencana pembangunannya.
"Tembok ini, jika dibangun, akan dianggap sebagai serangan terhadap tanah Lebanon," kata Dewan Pertahanan Tinggi Lebanon dalam sebuah pernyataan setelah menggelar pertemuan dengan Presiden Lebanon Michel Aoun, dikutip laman Al Araby,
Dewan Pertahanan Tinggi telah memberikan instruksinya untukmenghadapi agresi ini guna mencegah Israel membangun (tembok) di wilayahLebanon, katanya menambahkan.
Sebelumnya Presiden Michel Aoun, Perdana Menteri Lebanon Saad al-Hariri, dan Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri telah menyatakan hal serupa. Ketiganya menegaskan bahwa pembangunan tembok di tanah Lebanon olehbIsrael tak akan ditoleransi.
Menurut ketiganya, pembangunan tembok tersebut jelasmerupakan ancaman. Selain itu, kehadiran tembok berpotensi mengancam stabilitasdi wilayah tersebut.
Lebanon dan Israel diketahui terlibat dalam sengketa wilayahdi zona perbatasan. Hal ini terjadi sejak Israel menarik mundur pasukannya di Lebanon pada tahun 2000. Penarikan tersebut kemudian memunculkan istilah garis biru oleh PBB di antara kedua negara.
Lebanon mengklaim beberapa wilayah yang masih diduduki Israel adalah bagian dari wilayahnya. Bierut pun mengkalim daerah Shebaa Farmsdi Dataran Tinggi Golan, yang secara ilegal dianeksasi Israel setelah perangmelawan Suriah pada 1967.