Kamis 08 Feb 2018 18:54 WIB

Gubernur Babel: Muntok White Pepper Ditunggu Konsumen Dunia

Gubernur mengatakan Muntok White Pepper mempunyai banyak kelebihan.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Bayu Hermawan
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman mengunjungi petani lada di wilayah Bangka Belitung.
Foto: dok. Humas Pemprov Bangka Belitung
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman mengunjungi petani lada di wilayah Bangka Belitung.

REPUBLIKA.CO.ID, BABEL -- Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Erzaldi Rosman mengatakan, hingga saat ini Muntok White Pepper (MWP) masih ditunggu konsumen di pasaran dunia. Hal tersebut salah satunya terbukti ketika Erzaldi berkunjung ke Jaipur, India.

Momen Konferensi Rempah Internasional di Jaipur, India, dimanfaatkan oleh Gubernur untuk melakukan pendekatan dengan pembeli akhir (end buyer) lada diantaranya, Martin Callender Director Spice Commodities, Charlie Gill Director, Commodities Pepper, Lucas van der Walt Director, Agricultural Science dari McCormick Global Ingredients Limited.

Hasil dari sejumlah lobi tersebut Gubernur mengatakan ada beberapa langkah ke depannya yang perlu menjadi perhatian dan secara bertahap harus dilakukan di Babel.

Pertama, jelas Gubernur, Bangka Muntok White Pepper harus dipromosikan dan didukung sistem pemerintahan untuk dicanangkan sebagai lada tidak menggunakan zat kimia saat prosesnya. "Sebab sekarang ini proses lada kering di Negara Vietnam sudah memakai zat pemedas," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (8/2).

"Bangka Muntok White Pepper diproses di aliran sungai berair bersih. Mutu lada akan menurun atau berkurang karena masih ada petani mencuci lada di sungai yang airnya tidak mengalir. Ke depan harus mencuci dengan sumber air tanah," katanya menambahkan.

Erzaldi mengatakan, Muntok White Pepper (MWP) memiliki banyak kelebihan. "Sayangnya sekarang keberadaan MWP masih kurang promosi," ucapnya.

Menurut Erzaldi, salah satu kelebihan MWP terdapat pada proses panennya hingga menjadi lada kering tanpa menggunakan zat kimia atau tambahan pemedas.

Selain itu, perendaman lada di air sungai berair bersih membuat Muntok White Pepper bebas dari pestisida. Semua kelebihan tersebut dapat menjadi jargon promosi lada sehingga dapat mendongkrak harga lada hasil panen petani di Bangka Belitung.

"Produksi lada asal Bangka Belitung masuk spesifikasi premium. Untuk itu, pemerintah perlu melakukan pembinaan kepada petani," ujarnya.

Bangka Muntok White Pepper disebut harus memenuhi standard food safety. Ini menjadi syarat mutlak untuk mengindari isu kurang baik dari konsumen lada asal Bangka Belitung.

Standard food safety juga sudah menjadi tuntutan bagi pemakai. Agar brand Muntok White Pepper tidak disalahgunakan pihak yang tidak bertanggung jawab, Gubernur menginginkan agar keberadaan lada dapat dicek asal usulnya melalui sistem pencatatan. Ini semua harus dilakukan agar konsumen yakin dengan kualitas mutu lada.

Gubernur juga memperkenalkan lada asal Bangka Belitung ini secara tidak langsung dapat disebut sebagai produk pertanian organik. Hal ini terjadi karena proses produksi lada atau hasil lada Bangka Belitung tidak mengandung pestisida.

"Konsumen sangat menginginkan adanya kepastian jumlah produksi lada dari Bangka Belitung. Kita harus bisa memastikan konsisten supply untuk pemakai dan pengguna lada. Jangan sebentar ada, lalu produk lada tersebut hilang dari pasaran," kata Erzaldi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement